Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat kandungan lokal Alat Mekanik Multifungsi Pedesaan (AMMDes) menurun jika dibandingkan dengan pertama kali dirilis. Saat ini, kandungan lokal kendaraan pedesaan ini pada kisaran 70%, padahal sebelumnya pada level 90%.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menjelaskan, AMMDes saat ini menggunakan mesin yang didatangkan dari India karena untuk memproduksi dalam negeri butuh skala ekonomis yang mencukupi.
"Karena untuk produksi sendiri skala ekonominya belum tercapai, dengan impor engine, ini agak turun [kandungan dalam negeri]," ujarnya di sela-sela acara Kemenperin AMMDes Digimodz, Senin (5/8/2019).
Putu menuturkan, selain mesin dari India, AMMDes juga menggunakan gear box yang didatangkan dari Taiwan. Untuk meningkatkan skala ekonomi, menurutnya, perjualan harus berada pada kisaran 7.000 unit hingga 10.000 unit.
Dia mengatakan, TKDN 70% tergolong tinggi untuk suatu kendaraan yang baru diproduksi. Secara bertahap, Kemenperin akan mendorong peningkatan produksi sehingga konten lokal dapat ditingkatkan.
"Nantilah kami dorong ke tahap optimal. Pertama kami dorong produksinya agar masif sehingga biaya produksi akan lebih turun, jadi enggak bisa langsung jump," katanya.
Adapun, Kemperin menyebut program AMMDes sebagai upaya untuk memacu kegiatan ekonomi pedesaan dan penguasaan teknologi otomotif. AMMDes saat ini diproduksi oleh PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) yang merupakan anak usaha PT Astra Otoparts Tbk. Perusahaan tercatat memiliki pabrik di Citereup, Bogor dengan kapasitas terpasang sebesar 3.000 unit per tahun.
Kendaran pedesaan ini diklaim memiliki 10 aplikasi untuk memudahkan pelaku usaha di pedesaan untuk melakukan usaha seperti sebagai mesin rontok, air bersihi hingga ambulans. Hal itu dimungkinkan karena AMMDes memiliki power take off (PTO).