Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan mobil Eropa menurun pada bulan April, melanjutkan penurunan delapan bulan berturut-turut di tengah lemahnya permintaan di Inggris karena konsumen menunda pembelian menyusul kekacauan Brexit.
Seperti dikutip Bloomberg, Asosiasi Produsen Mobil Eropa menyatakan pada Jumat (17/5/2019), pengiriman bulanan di Eropa turun 1 persen menjadi 1,22 juta mobil. Inggris mencatat penurunan yang lebih curam sebesar 4,1 persen,
Selama empat bulan pertama tahun ini, registrasi mobil Eropa turun 2,9 persen menjadi 5,01 juta mobil, dengan Italia dan Spanyol memimpin penurunan di antara lima pasar utama dengan penurunan masing-masing 4,6 persen dan 4,5 persen.
Data yang lemah di Eropa ini mencerminkan penjualan yang buruk di China, pasar mobil terbesar di dunia, di mana permintaan pada April anjlok 16,6 persen. Perlambatan yang meluas tersebut merusak rencana produsen mobil untuk mencatat rekor pengeluaran untuk pergeseran ke mobil listrik.
Pelemahan pasar juga mendorong produsen seperti BMW AG dan Daimler AG untuk beralih ke langkah-langkah penghematan biaya dalam upaya untuk mengakali merosotnya laba.
Tekanan diperkirakan semakin intensif tahun depan di Uni Eropa menyusul regulasi yang lebih ketat pada emisi karbon dioksida. Sementara itu, penjualan kendaraan listrik hanya menyumbang porsi kecil dari total pengiriman.
Baca Juga
Saham BMW turun 0,5 persen dan Daimler melemah 1,3 persen di bursa Jerman, sementara Stoxx Europe 600 Automobiles & Parts Index turun 1,4 persen.
Ketegangan perdagangan AS dan China juga membuat industri mobil siaga.
Presiden Donald Trump akan memberi Uni Eropa dan Jepang 180 hari untuk menyetujui kesepakatan yang akan membatasi impor mobil dan suku cadang ke AS sebagai imbalan atas penundaan tarif mobil baru, menurut rancangan pesanan eksekutif yang dikutip oleh Bloomberg.