Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merek China Unjuk Gigi, Honda Bilang Beda Konsumen

PT Honda Prospect Motormemandang kehadiran mobil asal pabrikan China belum berdampak signifikan pada penjualannya. Padahal, menilik catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Wuling telah masuk 10 besar merek dengan penjualan terbesar.
Peluncuran New Honda BR-V di IIMS 2019, Kamis (25/4/2019). /Bisnis.com-Aprianus D Tolok
Peluncuran New Honda BR-V di IIMS 2019, Kamis (25/4/2019). /Bisnis.com-Aprianus D Tolok

Bisnis.com, JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) memandang kehadiran produk-produk asal pabrikan China belum berdampak signifikan pada penjualannya. Padahal, bila menilik catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Wuling telah masuk 10 besar merek dengan penjualan terbesar.

Marketing & After Sales Director PT HPM Jonfis Fandy mengatakan bahwa pihaknya tetap memantau perkembangan merek kendaraan asal China di Indonesia. Namun, dia memastikan "harga miring" dari produk-produk China yang ditawarkan, tidak berdampak pada penjualan produk Honda.

"Anda membeli mobil [China] Rp 200 juta, nanti dijualnya jadi Rp100 juta. Saat ingin membeli yang Rp300 juta, Anda harus tambah Rp200 juta. Efeknya ketika konsumen ingin upgrade ke depan, mereka tidak punya kemampuan," ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Honda masih memiliki loyalis yang tidak membeli kendaraan berdasarkan harga semata. Dia mengklaim produk-produk facelift terbarunya seperti BR-V dan Mobilio menyasar pada konsumen yang kritis.

"Kami menyasar pada konsumen yang tidak hanya mementingkan kebaruan dan desain tetapi juga kenyamanan, performa, efisiensi bahan bakar, biaya operasional hingga nilai jual kembali yang lebih baik," ujarnya.

Namun, dia tidak menampik kemungkinan produk China tersebut memiliki irisan dengan produk-produk Honda. Jadi, peta persaingan dengan produk-produk kompetitor juga terus dipantau oleh Honda.

"Bukan tidak pernah terpikirkan, kita juga memperhatikan para pesaing tapi kenyataannya [saat ini] konsumennya berbeda," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper