Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROGRAM LCEV : Suzuki Tunggu Kejelasan Relaksasi PPnBM KBH2

Suzuki Indonesia masih menunggu kejelasan regulasi terkait dengan pengenaan PPnBM sebesar 3% untuk kendaraan KBH2 pada program LCEV pemerintah. Suzuki akan berupaya sedemikian rupa untuk memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah.
Suzuki Karimun Wagon R. /suzuki
Suzuki Karimun Wagon R. /suzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Suzuki Indonesia masih menunggu kejelasan regulasi terkait dengan pengenaan PPnBM sebesar 3% untuk kendaraan KBH2 pada program LCEV pemerintah. Suzuki akan berupaya sedemikian rupa untuk memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah.

4W Sales Director Suzuki Indomobil Sales (SIS) Makmur mengatakan, Suzuki akan mengkaji perubahan apa yang ditetapkan pemerintah. Kadar emisi yang rencananya akan diatur harus dihitung lagi sehingga model Kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) yakni Karimun Wagon R dapat memenuhi ketetapan tersebut.

"Jadi, menurut saya emisi programnya harus hitung ulang lagi, tinggal kami lihat apakah produk kami memenuhi atau tidak. Kalau bisa upgrade kami lakukan, terus terang kami masih studi," ujarnya di Jakarta, baru-baru ini.

Seperti diketahui dalam usulan reklaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), model kendaraan yang termasuk dalam program KBH2 akan dikenai pajak 3%. Saat ini, model KBH2 dikenai pajak 0%.

Makmur melanjutkan, dari sisi emisi, Karimun Wagon R saat ini telah memenuhi standar Euro 4 yang telah berlaku sejak Oktober 2018. Penjualan Karimun Wagon R di Tanah Air, akuinya, tidak terlalu menggembirakan karena konsumen Indonesia sangat suka dengan style.

Walaupun demikian, Wagon R menjadi salah satu andalan produk ekspor terurai Suzuki ke Pakistan. Suzuki klaimnya, mampu mengirimkan sekitar 4.000-an unit per bulan ke Pakistan.

"Dari sisi fungsi sebenarnya Karimun itu fungsinya banyak sekali, pernah saya jual sebagai ambulans untuk masuk ke perubahan kecil. Itu muat," paparnya.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang 2018, Suzuki mengirimkan secara terurai model low cost green car (LCGC) andalannya ini sebanyak 32.352 unit ke Pakistan. Jumlah itu naik 20,14% ketimbang sepanjang 2017.

Selama 2 bulan pertama 2019, Gaikindo menyebutkan Suzuki telah mengirimkan sebanyak 5.328 unit Karimun Wagon R ke Pakistan, naik 27,58% ketimbang periode yang sama 2018.

Kinerja ekspor 2 bulan pertama 2019 itu berbanding terbalik dengan penjualan di dalam negeri. Hingga Februari 2019, penjualan Wagon R di dalam negeri hanya sebanyak 664 unit.

Adapun, model Wagon R di India telah mendapatkan sejumlah pembaruan. Maruti Suzuki, anak perusahaan Suzuki Motor Corporation di India, meluncurkan generasi terbaru Wagon R yang didesain lebih bergaya dan lapang.

Wagon R India itu memiliki panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, tinggi 1.650 mm, dan wheelbase sejauh 2.460 mm bila dibandingkan dengan seri pendahulunya. Generasi terbaru Wagon R itu yang menggunakan mesin 1.0 L dan 1.2 L diklaim memiliki efisensi bahan bakar yang sangat tinggi.

SIS tampak tidak ingin gegabah untuk memproduksi model yang sama di Tanah Air karena terdapat perbedaan pasar antara India dan Indonesia. SIS mengaku sejauh ini belum ada pembahasan untuk menghadirkan generasi terbaru Wagon R seperti yang dilakukan di India.

“Kadang yang di sana oke, masuk ke sini belum tentu cocok. Sampai saat ini kami belum ada pembahasan mengenai Wagon R,” ujar Setiawan Surya, 4W Deputy Managing Director SIS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler