Bisnis.com, TOKYO - Konsumen Indonesia dinilai akan cenderung memilih jenis mobil listrik yang paling mudah dioperasikan dengan kondisi saat ini, terutama terkait dengan ketersediaan infrastruktur.
Ketua Laboratorium Konversi Energi Elektrik Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi mengatakan bahwa mobil listrik yang hanya mengandalkan baterai sebagai sumber energi mengharuskan ketersediaan infrastruktur pengisian ulang yang mendukung mobilitas penggunanya. Tanpa ketersediaan stasiun pengisian listrik yang memadai, pergerakan pemilik mobil listrik akan terbatas.
“Jika mereka cuma punya satu, setiap mau berangkat pasti mikir ngecharge di mana. Kita harus mempersiapkan infrastruktur. Jika hybrid ini enggak perlu,” katanya di sela-sela Preliminary Invitation – Electricfied Vehicles Technology Trip bersama Toyota Motor Manufacturing Indonesia di Tokyo, Selasa (12/3/2019).
Agus menyarankan agar pemerintah fokus kepada tujuan utama dari upaya mendorong transformasi teknologi kendaraan bermotor di Indonesia yaitu efisiensi penggunaan energi dan kelestarian lingkungan hidup. Semua teknologi kendaraan bermotor yang bisa mengurangi buangan gas penyebab perubahan iklim harus diperlakukan sama