Bisnis.com, LONDON- Jaguar Land Rover (JLR) kembali memangkas jumlah pekerja lini produksi seiring pelemahan permintaan pasar.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (10/1/2019), Jaguar Land Rover berencana mengurangi pekerja dari lini produksi di pabrik dalam negeri, Inggris. Produsen mobil premium itu menyatakan akan mengurangi 10% jumlah pekerja pabrik.
Hal ini berkaitan dengan penurunan permintaan produk di pasar otomotif terbesar dunia, China. Selain itu, Jaguar Land Rover juga menghadapi kendala terkait imbas Brexit sekaligus penurunan penjualan mesin diesel di Eropa.
Jumlah pekerja yang diberhentikan mencapai 4.500 orang dari sebanyak 42.500 pekerja. Hal ini akan berdampak terhadap strategi besar Jaguar Land Rover.
Di sisi lain, sebagaimana diungkapkan induk perusahaan Tata Motors India, Jaguar Land Rover tengah berfokus mengembangkan teknologi listrik. Langkah itu antara lain pembangunan pabrik mesin listrik di Wolverhampton dan perakitan baterai di Birmingham.
Kepala eksekutif JLR Ralf Speth mengatakan Jaguar Land Rover perlu melangkah lebih jauh sebagai bagian dari rencana perubahan haluan perusahaan.
"Kami mengambil tindakan tegas untuk membantu memberikan pertumbuhan jangka panjang, dalam menghadapi berbagai gangguan geopolitik dan peraturan serta tantangan teknologi yang dihadapi industri otomotif," kata Speth.