Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengharapkan kesuksesan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) dalam mengekspor kendaraan dapat memacu pergerakan industri lokal.
Pada Rabu (5/9/2018), TMMI mengekspor 1.879 kendaraan utuh (Completely Built-Up/CBU). Pengapalan sekitar 1.879 kendaraan utuh dengan nilai US$3 miliar tersebut sekaligus menjadikan volume ekspor Toyota menjadi 1,4 juta unit sejak ekspor perdananya pada 1987.
Kendaraan-kendaraan tersebut bakal diekspor ke sejumlah negara, antara lain Bahrain, Bangladesh, Laos, Myanmar, Arab Saudi, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Kosta Rika.
"Ekspor PT Toyota Motor sangat besar dan selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun ini, 217.000 [ekspor], ini jumlah yang sangat besar sekali. Saya akan terus mendorong untuk sektor otomotif ini untuk menjadi andalan kita," ujar Kepala Negara di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta, Rabu (5/9).
Presiden Jokowi juga mengharapkan peningkatan ekspor dibarengi oleh peningkatan investasi Toyota di Indonesia. Sepanjang tiga tahun terakhir, dia mencatat jumlah investasi Toyota mencapai Rp22,9 triliun.
"PT Toyota Motor ini dua-duanya kena. Ada investasi dan ada ekspornya, dua-duanya kena. Saya kejar terus, saya nanti ke Jepang mau ketemu lagi dengan Toyota. Pertama, ucapkan terima kasih. Kedua, saya ingin tambah lagi, kita tidak mau kalah dengan Thailand," tegasnya.
Menurut Presiden, pemerintah akan terus mendukung pertumbuhan industri otomotif karena sektor ini dipandang mampu mendorong kenaikan nilai investasi, ekspor, hingga penyerapan tenaga kerja yang massif.
"Kita akan cari insentif tambahan sehingga ada gairah besar otomotif untuk ekspor. Lalu dicari insentifnya," lanjutnya.
Tak hanya itu, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kendaraan bermerek Toyota yang diekspor cukup dominan yakni berkisar antara 75%-94%. Hal ini diharapkan dapat membantu mengerek kinerja industri dalam negeri.