Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah masih menilai bahwa rencana investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan otomotif asal Korea Selatan, PT Hyundai Mobil Indonesia untuk membangun pabrik di Indonesia belum pasti. Pasalnya masih banyak hal yang harus di bicarakan lantaran pemerintah belum mendapatkan jawaban - jawaban yang memuaskan dari investor tersebut.
Namun demikian, pemerintah masih terus membuka komunikasi dengan mereka, terlebih dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan akan berkunjung ke Korea Selatan untuk membicarakan kemungkinan kerjasama kedua negara.
"[Hasil rapat Hyundai?] Belum, kita masih saling komunikasi aja. [Mereka jadi mau bangun pabrik di sini?] Bukan begitu. Iya mereka ingin, tapi mereka minta [banyak insentif] iya, hehehe... Kita belum bisa jelaskan karena kita belum bilang iya atau bagaimana. Mereka sendiri kita anggap belum firm. Kita tanya begini belum dijawab, begitu belum dijawab," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Senin (3/9).
Maka dari itu, oleh karena dianggap masih belum final, maka pihaknya belum begitu dalam membahas hal tersebut. "Maka kita juga belum begitu terlalu membicarakanya karena biar nanti waktu Presiden ke sana (Korea) untuk membicarakannya juga," ujarnya.
Oleh sebab itu, pada kesempatan rakor dengan dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (3/9) pihaknya juga dalam rangka mempersiapkan bahan untuk dibawa Presiden saat kunjungan ke Korea Selatan, terkait potensi yang bisa dikerjasakaman dengan Korea.
"Kan minggu depan Presiden Joko Widodo mau ke Korea, jadi kita tadi siapkan bahan untuk dibawa Presiden ke sana," ujarnya.
Hal senada disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. "Ada beberapa pembicaraan, tapi secara spesifik, belum ada yang akan dikeluarkan (diputuskan)," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (3/9).
Terkait lahan, hingga kini Hyundai masih mempermasalahkan biaya penyewaan lahan di Indonesia. "Indonesia ini lahan semua ada nilainya, di Korea juga ada nilainya, yang biasa-biasa saja," ujarnya.
Pihaknya menegaskan bahwa untuk menarik investasi pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif seperti tax allowance dan tax holiday. Insentif-insentif ini diyakini mampu menarik minat investor masuk ke Indonesia.
"Kalau kami insentif semua yang ada saja. Tapi persoalannya bukan itu. Kalau bicara industri otomotif sekarang ini beberapa industri strukturnya sudah dalam, termasuk industri kemarin dari investor China, itu investasinya besar," ujarnya.