Bisnis.com, TANGERANG—Kementerian Perindustrian mendorong penggunaan biofuel pada kendaraan listrik hibrida colok atau plug in hybrid electric vechile. Penggunaan biofuel pada kendaraan listrik akan lebih menghemat penggunaan energi fosil.
Harjanto, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, mengungkapkan saat ini konsumsi bahan bakar fosil pada kendaraan listrik hibrida colok bisa mencapai 85% dibandingkan kendaraan non listrik.
“Potensi itu bisa, kalau perlu plug in hybrid memakai bio fuel karena lebih hemat lagi energi fosilnya, karena digantikan dengan biofuel,” kata Harjanto di Tangerang, Kamis (9/8/2018).
Dia menjelaskan, penggunaan bahan bakar fosil pada plug in hybrid electric vehicle (PHEV) sebanyak 1 liter untuk 60 kilometer. Oleh karena itu, penggunaannya bisa lebih hemat ketika digantikan dengan bio fuel.
Menurutnya, penggunaan bio fuel pada kendaraan listrik hibrida colok merupakan sesuatu yang mungkin dilakukan. Dia menuturkan, penggunaan bio fuel pada kendaraan listrik plug in hybrid berarti mesin yang digunakan adalah mesin diesel jika menggunakan solar.
“Secara teknologi enggak susah, pada plug in hybrid kan sekarang masih bensin. Sekarang tinggal ke solar, plug in bisa enginenya diganti diesel. efisiensinya 85% dengan [bahan bakar] fosil biasa, 1 liter bisa 60 km,” katanya.
Dia mengungkapkan, menteri perindustrian mendorong industri otomotif berkembang tidak hanya memberikan efek positif bagi neraca perdagangan, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas lagi.