Bisnis.com, TANGERANG SELATAN – Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD City, Tangeang Selatan, Banten, telah resmi dibuka pada Kamis (2/8/2018). Pameran ke-26 yang akan berlangsung hingga Minggu (12/8/2018) mengusung tema Beyond Mobility.
Dengan tema ini, GIIAS 2018 disajikan untuk menujukkan sebuah evolusi kendaraan bermotor. Mobil itu bukan lagi sekadar alam memindahkan obyek dari satu tempat ke tempat lainnya tetapi sebagai sarana yang berfungsi untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan manusia.
Sesungguhnya, perjalanan evolusi kendaraan itu telah dimulai sejak berabad-abad lalu.
Kendaraan bertenaga mesin uap disebut telah ada sejak zaman pertengahan Romawi, 60 tahun SM. Lalu, ide desain mobil dibuat pada 1672 oleh Ferdinand Verbiest dari negara kecil Flander. Setelah itu, alat transportasi terus berevolusi dalam wujud dan beragam fungsi. Indonesia pun masuk catatan penting.
Setelah kendaraan mirip kereta perang bermesin “aeopilie” dari Yunani, dan desain mobil Verbiest yang dihadiahkan untuk Kaisar China, orang Jerman bernama Carl Benz berhasil mengembangkan mobil pertama yang dipatenkan pada 1879.
Pada 1894, Raja Surakarta Sunan Pakubuwono X tercatat sebagai pemilik pertama mobil pertama di Indonesia. Bahkan, ketika itu mobil belum masuk Belanda—negara yang menjajah Indonesia. Mobil Pakubuwono X adalah Benz Phaeton bermesin satu silinder, 2.0 liter dan bertenaga 5 hp.
Baca Juga
Turangga atau tunggangan, bagi ksatria di Jawa, adalah salah satu dari lima syarat penting. Selain wisma, wanita, kukila, dan curiga.
Barangkali, lantaran itu pula General Motor memilih Indonesia sebagai salah satu negara pertama yang diincar untuk ekspansi bisnisnya. N.V. General Motors Java Handel Maatschappij didirikan pada 1927. Lantaran permintaan yang besar, lantas dibangun pabrik Chevrolet di Tanjung Priok pada 1938.
Setelah Indonesia merdeka, giliran merek-merek Jepang yang unjuk gigi, seperti Toyota dan Suzuki. Pengembangan industrinya dimulai pada 1970-an. Toyota meluncurkan kendaraan niaga pikap Kijang generasi pertama pada 1977, sedangkan Suzuki memproduksi sepeda motor Type A100 dan FR70.
Kijang, misalnya, terus berevolusi bentuk maupun fungsi. Pertengahan tahun ini, Kijang ke-2 juta unit-- merupakan generasi keenam dalam wujud Innova--telah dilahirkan di pabrik Toyota di Indonesia. Innova tak hanya untuk pasar domestik, tetapi telah menjelajah ke berbagai negara dan menyumbang devisa.
Ini tidak terlepas dari kemampuan menangkap tren global, yang mana di Indonesia telah memasuki fase baru industri mobil rendah emisi karbon alias ramah lingkungan (low carbon emission vehicle). Mobil bukan lagi sekadar alat memindahkan objek, tetapi menjadi berperan meningkatkan kualitas kehidupan.
Secara simpel peran tersebut ditunjukkan melalui tiga kelompok fitur utama, mencakup teknologi penggerak kinerja (performance), teknologi keamanan (safety), dan teknologi kenyamanan (comfort).
Demi mengurangi polusi dan menciptakan lingkungan lebih bersih, misalnya, pabrikan telah berlomba-lomba mengembangkan mobil bebas emisi, mulai mobil hibrida listrik, mobil listrik murni, hingga mobil hidrogen (fuell cell).
Beragam fitur keamanan dan kenyamanan juga makin meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi otomasi, dan mobil cerdas (smart car), mulai dari sensor pengereman otomatis, active steering system, vehicle stability control/electronic stability control, hill assist control, emergency signal system, park assist, blind spot monitoring, rear cross traffic alert, hingga lane assist.
Fungsi mobil juga telah berkembang, tidak hanya menjadi angkutan barang atau penumpang, tetapi juga menjadi bagian dari aktivitas sport, hingga alat rekreasional. Itu semua disajikan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia: makin sejahtera, dan makin bahagia.