Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I 2018: Kinerja Ekspor Mobil Melambat

Kinerja ekspor pabrikan otomotif merosot sepanjang kuartal I/2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pengapalan kendaraan utuh atau completely built up (CBU) dan terurai atau completely knock down (CKD) masing-masing turun 0,8% dan 7,76%.
Petugas memeriksa mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang siap diekspor di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (8/3/2017). Bisnis.com-Dwi Prasetya
Petugas memeriksa mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang siap diekspor di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (8/3/2017). Bisnis.com-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja ekspor pabrikan otomotif merosot sepanjang kuartal I/2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pengapalan kendaraan utuh atau completely built up (CBU) dan terurai atau completely knock down (CKD) masing-masing turun 0,8% dan 7,76%.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tercatat ada empat eksportir kendaraan bermotor roda empat dan lebih di dalam negeri sepanjang kuartal I/2018. Dua di antaranya membukukan tren negatif, sedangkan sisanya melesat naik.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Hyundai Indonesia Motor (HIM) menyumbang penurunan capaian ekspor CBU. TMMIN sebagai pengirim mobil terbanyak ke negara lain turun 7,94% menjadi 44.705 unit. Di saat yang sama HIM turun 16,43%.

Deputy Marketing Director HIM Hendrik Wiradjaja mengatakan capaian triwulan pertama diharapkan tidak menggangu target tahun ini. Perusahaan membidik kenaikan ekspor 5,97% menjadi 3.000 unit.

“Tidak ada penyebab signifikan [ekspor kuartal I/2018 turun]. Forecast rencana ekspor masih relatif sama dengan tahun lalu,” katanya kepada Bisnis, Minggu (22/4/2018).

Hendrik melanjutkan capaian ekspor Hyundai Indonesia tahun lalu memang yang tertinggi sejak 2014. Perusahaan membukukan pengapalan H-1 ke satu negara tujuan, Thailand sebanyak 2.831 unit. Hal ini disebabkan oleh penerimaan yang baik penyegaran H-1 di negara Gajah Putih.

HIM selanjutnya berencana menambah satu negara tujuan baru, yaitu Vietnam. Namun pelaksanaannya masih perlu penyesuaian, karena terkait regulasi baru untuk membawa masuk mobil utuh ke negara tersebut.

“Itu permintaan dari Hyundai Vietnam. Saya rasa pasarnya ada dan terus berkembang,” jelas Hendrik.

Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono juga membidik ekspor tahun ini lebih tinggi dibandingkan performa 2017. Kendati belum bisa mengirimkan ke satu negara tujuan, Vietnam, perusahaan menilai pasar Timur Tengah akan membaik tahun ini.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan. Kami optimistis ekspor kami naik 10% dibandingkan tahun lalu," kata Warih.

Kenaikan permintaan di negara tujuan lama dan membuka pasar ekspor baru diharapkan menambah volume pengapalan CBU tahun ini. Sepanjang 2017, TMMIN membukukan volume ekspor sebanyak 199.600 unit.

Sementara itu PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) berupaya menjaga kinerja ekspor sepanjang tahun lalu. Pada 2017 perusahaan membukukan 28.504 unit.

Dept Head of Export & Import PT SIM Hady Surjono Halim masih malu-malu membidik kenaikan ekspor tahun ini, karena masih memiliki pekerjaan rumah untuk mencari cara menutupi ekspor yang tertunda ke Vietnam.

Negara itu berkontribusi sebanyak 11% dari capaian ekspor perusahaan sepanjang 2017 atau 3.149 unit. Dengan anggapan ekspor ke Vietnam baru bisa kembali aktif pada Agustus, dia diberikan tanggung jawab untuk menutup sekitar 1.500 unit kendaraan utuh yang tidak bisa dikirim ke Vietnam.

Namun Hady optimistis itu tidak akan menjadi halangan pertumbuhan ekspor Suzuki Indonesia, karena SIM memiliki 53 negara tujuan ekspor. “Dari situ kami coba negosiasi. Memang butuh upaya, tapi kami yakin bisa. Kami bukan pemain baru sebagai eksportir,” katanya.

Secara total capaian ekspor CBU kuartal petama 2018 hanya menyumbang 17,02% terhadap produksi mobil domestik. Pemerintah berkeinginan 20% total produksi kendaraan roda empat dan lebih bisa terserap untuk negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper