Bisnis.com, JAKARTA – Posisi Toyota sebagai pemimpin pasar mobil kecil serbaguna (LMPV) goyah untuk pertama kalinya sejak lebih dari 5 tahun terakhir.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasokan ke diler Avanza Februari turun 10,21% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, atau menjadi 6.773 unit.
Sementara itu, kompetitor kuat di segmen ini, Mitsubishi Xpander terlihat semakin percaya diri. Penjualan pabrik ke diler mobil yang diluncurkan medio 2017 ini naik 1,14% pada periode yang sama menjadi 7.400 unit.
Hal ini pun membuat posisi kontributor pasokan ke diler tertinggi segmen LMPV bergeser. Hingga dua bulan pertama tahun ini, Xpander menguasai 30,04%, sedangkan Avanza 29,70%.
Vice President PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan bahwa merosotnya pasokan ke diler Avanza merupakan bagian dari strategi perusahaa. Hal ini untuk menjaga keseimbangan suplai dan permintaan setiap produk.
Dia melanjutkan bahwa penjualan ritel Avanza sebanyak 6.451 unit pada bulan lalu. “Daya serap pasar untuk Avanza stabil, dan kami optimis pada Maret ini penjualan akan naik seiring dengan peningkatan suplai ke diler,” kata Henry dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (12/3/2018).
Sejak dipasarkan oleh TAM pada 2014, Avanza terus bertahan sebagai pemimpin pasar di kelasnya dan menjadi mobil terlaris di pasar otomotif dalam negeri. Daya tarik Avanza sebagai LMPV bertahan menghadapi persaingan yang kian ketat dengan masuknya berbagai model baru dari berbagai merek mengincar kue yang sama.
Menurut Henry hal itu disebabkan oleh pengalaman panjang perusahaan yang menerapkan konsep pengalaman dalam memiliki mobil Toyota. Strategi ini akan terus dipertahankan. Namun, perusahaan belum membocorkan jadwal pembaruan produk untuk mengikuti dinamika pasar.
Adapun PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengumumkan pertumbuhan positif sepanjang tahun lalu. Hal tersebut tidak terlepas dari antusiasme masyarakat terhadap Xpander.
Dari data internal perusahaan, MMKSI membukukan penjualan sebanyak 79.669 unit sepanjang 2017 atau naik 18,6% dibandingkan dengan 2016. Kendaraan penumpang naik 48%, sedangkan kendaraan niaga ringan naik tipis, 1,9%.
Xpander, yang mulai dipasok ke diler September 2017 menyumbang 33%, atau 11.890 unit terhadap total volume penjualan ritel kendaraan penumpang MMKSI. Dengan demikian, tanpa pesaing Toyota Avanza tersebut, Mitsubishi hanya akan tumbuh 0,9%.
Tahun ini MMKSI akan semakin agresif menggenjot penjualan Xpander melalui peningkatan kapasitas produksi. Per awal 2018 agen pemegang merek Mitsubishi di Tanah Air sudah melahirkan 8.000 unit Xpander. Angka ini sudah 60% di atas rencana produksi awal.
Tidak hanya berhenti di situ, pada paruh kedua tahun ini perusahaan akan menaikan volume produksi menjadi 9.000 unit hingga 10.000 unit per bulan. "Itu sudah termasuk untuk ekspor ke negara asean," kata Presiden Direktur MMKSI Kyoya Kondo.
Kondo mengatakan strategi ini dilakukan demi mempercepat pengantaran mobil tersebut ke konsumen. Perusahaan mengklaim mengantongi surat pemesanan kendaraan untuk Xpander sebanyak lebih dari 55.000 unit sejak awal diluncurkan, medio 2017 hingga akhir Februari 2018. Antrian pemesanan akan semakin panjang apabila tidak dilakukan peningkatan kapasitas produksi.
Selain mengincar pasar domestik, Xpander juga akan dikirim ke beberapa negara kawasan Asia Tenggara tahun ini. Filipina akan menjadi negara tujuan pertama, lalu diikuti oleh Thailand dan Vietnam.
Direktur Pemasan MMKSI Osamu Iwaba mengatakan perusahaan juga melirik pasar di luar kawasan Asia Tenggara. "Tahun ini juga akan dikirim ke luar Asia Tenggara," katanya.