Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wuling Cortez Bidik Segmen Menengah

Setelah meluncurkan produk pertamanya, Wuling Confero, pada Agustus 2016. Wuling Motors, perusahaan otomotif asal China kembali meluncurkan varian terbaru mobil MPV dengan segmen menengah, yakni Wuling Cortez.
Interior varian tertinggi Wuling Cortez /Bisnis.com-Muhammad Khadafi
Interior varian tertinggi Wuling Cortez /Bisnis.com-Muhammad Khadafi

Setelah meluncurkan produk pertamanya, Wuling Confero, pada Agustus 2016. Wuling Motors, perusahaan otomotif asal China kembali meluncurkan varian terbaru mobil MPV dengan segmen menengah, yakni Wuling Cortez.
Menurut Arief Ramdhani, product planning specialist, Wuling Motors Indonesia, peluncuran varian middle MPV ini demi memenuhi permintaan pasar alias konsumen berusia 30 - 40 tahun dengan satu atau dua anak. Selain itu, bagi konsumen yang mau mobil tambahan atau upgrade.
Dengan tampilan eksterior yang sederhana, Wuling Cortez memiliki panjang 4.780 mm dan lebar 1.815 mm. Bodinya yang panjang dan gemuk jelas menegaskan fungsinya yang dapat mengangkut banyak penumpang dengan kapasitas 7 tempat duduk, serta beberapa ruang penyimpanan untuk barang kecil.
Garis tegas yang melintang di kedua sisi bodi memberi kesan mobil yang aerodinamis. Sayangnya, Wuling hanya menyematkan varian terbarunya tersebut pelek  berukuran 16 inci. Padahal, jika menggunakan velg 1 inci lebih besar, Wuling Cortez akan terlihat gagah.
Mobil yang dibanderol mulai dari Rp218 juta sampai Rp264 juta untuk periode 8 Februari hingga 31 Maret 2018 menggunakan mesin 4 Cyl in-Line DOHC, VVT-i berkekuatan 1.800 cc.
Wuling Cortez menawarkan dua pilihan, yakni transmisi manual dengan 6 percepatan dan intellegent-AMT (automatic manual transmission) dengan 5 percepatan yang diklaim lebih cerdas dan memiliki perpindahan gigi yang halus serta akselerasi maksimum.
Ketika saya masuk untuk mengutak-atik bagian interior, mobil yang pertama kali diperkenalkan pada pengujung 2017 membuat saya terkesan. Pandangan langsung tertuju pada electric sunroof yang membuat mobil ini berkelas. Jok mobil yang dibalut leather dengan kombinasi warna krem dan cokelat yang terlihat begitu pas.
Pada baris kedua, Cortez lebih memilih model captain seat layaknya Kijang Innova. Bagian dalam mobil ini bisa dikatakan sangat lapang. Sampai baris ketiga, penumpang dewasa dengan tinggi badan 175 cm pun dapat duduk dengan nyaman karena masih terdapat sisa ruang yang di bagian kaki dan kepala.
Dashboard juga didesain tak kalah menawan. Multi information display (MID) yang terletak di balik setir kemudi dapat memberi beragam informasi penting, seperti driving, navigation, multimedia, bluetooth phone, dan tire pressure monitoring system (TPMS), yang memberikan informasi mengenai tekanan angin ban setiap roda.
Pada bagian tengah juga ditanamkan head unit dengan layar 8 inci untuk menampilkan menu pada multimedia, navigasi, dan rear parking camera.
Setibanya di Kota Semarang, perjalanan Bisnis bersama Cortez pun dimulai. Menuju Kota Solo, saya berkesempatan sebagai penumpang di bangku depan. Mobil akan cerewet jika ada seat yang tidak memasang sabuk pengaman atau ada pintu yang tidak tertutup dengan baik. Notif diinformasikan secara detil melalui MID. Dengan convenient electric seat adjuster memudahkan saya untuk mengatur posisi duduk.
Jalanan Bergelombang
Suspensi dan kedap suara bekerja dengan baik sekali pun menempuh dengan kecepatan 100 km per jam dan menerjang jalanan bergelombang. Sandaran jok yang lebar dan suara musik dari audio bawaan yang tidak jelek membuat saya sempat tertidur kurang lebih selama 45 menit.
Sebagai penumpang saya hampir tidak memiliki catatan merah untuk mobil ini. Ruang penyimpanan yang lega dan mudah dijangkau memudahkan untuk meletakan barang bawaan seperti telepon genggam, botol air, dan peralatan liputan seperti kamera dan mic. Hanya saja, layar sentuh pada Head Unit yang kurang responsif membuat saya sedikit kesulitan untuk mengganti pilihan menu dari maps ke radio atau libarari musik. Atau sebaliknya.
Demi menebus rasa penasaran terhadap performa Cortez, saya memilih untuk mengemudi pada destinasi berikutnya. Dari Solo menuju Magelang kami melalui medan yang cukup beragam.
Selama berkendara di area perkotaan saya memacu kendaraan menggunakan transmisi otomatis. Tarikan gas yang ringan serta fitur Automatic Vehicle Holding (AVH) yang dapat menahan cengkraman rem secara otomatis ketika pedal rem diinjak penuh membuat terasa aman dan nyaman. Sistem pengereman otomatis ini sangat membantu ketika melewati jalan menanjak yang padat. Pada transmisi otomatis pun terdapat dua pilihan mode, yakni Eco dan Sport.
Pada mode Eco, tarikan gas di awal terasa kosong dan berat sehingga perlu menginjak pedal lebih dalam. Mode ini memang dirancang agar kendaraan lebih irit bahan bakar. Sedangkan dengan mode Sport, tarikan lebih bertenaga dan cocok untuk jalanan yang menanjak di perkotaan.
Kondisi jalanan yang lenggang memungkinkan untuk melaju di kecepatan 60-80 km per jam. Kelemahan Automated Manual Transmission (AMT) ini ialah perpindahan gigi dalam transmisi yang cukup terasa. Adanya jeda transmisi ini saya temukan pada saat menambah kecepatan. Meski telah menambah istilah “Intelligent” menjadi i-AMT sebagai penanda pembaruan teknologi dari AMT, jeda perpindahan gigi masih ditemukan.
Memasuki kawasan kaki gunung Merapi di kecamatan Selo, Boyolali, Jawa tengah, memaksa saya untuk memindahkan transmisi ke mode manual karena tanjakan yang curam dan berliku. Dengan terisi 4 orang penumpang dewasa mobil dapat melalui medan yang berat dengan mantap. Kaca depan dengan jarak pandang yang luas membiarkan mata agar tetap awas. Fitur tambahan yang dapat menurunkan gigi secara otomatis sangat membatu untuk menghadapi tikungan tajam dan menanjak.
Untuk urusan bahan bakar, Cortez termasuk cukup irit. Dengan menggunakan bahan bakar dengan pembakaran yang sempurna seperti RON 92, pada kecepatan 40-60 km per jam mobil mengkonsumsi sekitar 9,6 km per liter. Pada kecepatan 100-140 km per jam MID menunjukkan mobil mengkonsumsi bahan bakar sekitar 14 km per lter. Angka tersebut merupakan hasil rata-rata dari gaya mengemudi yang bervariasi sesuai dengan kondisi jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rio Maelite
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper