Bisnis.com, SINGAPURA - Faktor usia ternyata juga memengaruhi penerimaan kendaraan listrik. Pabrikan otomotif akan lebih mudah melakukan penetrasi pasar kepada generasi milenial.
Hal ini ditemukan oleh perusahaan konsultan Frost & Sullivan. Sebanyak 63% konsumen yang menginginkan mobil listrik berusia kurang dari 40 tahun.
"Kelompok usia muda lebih terbuka terhadap sesuatu yang baru," kata Vivek Vaidya, Wakil Presiden Senior Frost & Sullivan, dalam acara Nissan Futures di Singapura, Selasa (6/2/2018).
Selain berdasarkan kelompok usia, Frost & Sullivan juga mengkategorikan berdasarkan jumlah anggota keluarga. Hasilnya, sebanyak 80% yang menginginkan mobil listrik adalah keluarga dengan 2--5 orang anggota.
Adapun studi "Masa Depan Mobil Listrik di Asia Tenggara" dilakukan pada Januari 2018 di 6 negara, yakni Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Temuan ini didasarkan pada 1.800 tanggapan pelanggan melalui dalam jaringan dan diskusi tatap muka.
Penelitian konsumen di Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filipina menunjukkan bahwa 37% calon pembeli terbuka untuk mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai mobil mereka selanjutnya. Pelanggan di Filipina, Thailand dan Indonesia tampil sebagai yang paling antusias dengan mobil listrik.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 60% konsumen mengidentifikasi standar keselamatan sebagai faktor terpenting jika membeli kendaraan listrik. Kenyamanan pengisian ulang menjadi isu kedua yang dipikirkan konsumen.
Menurut Vivek, Asia Tenggara adalah pasar potensial untuk memasarkan kendaraan listrik. Meskipun hanya sekitar 30% yang tertarik, tetapi wilayah ini memiliki populasi penduduk yang terbilang tinggi. "Kuncinya adalah produk yang tepat dan berkerja sama dengan pemerintah," katanya.