Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Perusahaan Nissan Turun 13,24%

Perusahaan membukukan laba usaha sebesar 281,8 miliar yen dari pendapatan bersih 5,65 triliun yen. Dibandingkan tahun lalu, jumlah tersebut turun 13,24%.
Stan Nissan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di Tangerang Banten, Jumat (11/8)./JIBI-Dwi Prasetya
Stan Nissan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di Tangerang Banten, Jumat (11/8)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Nissan Motor Co Ltd mengumumkan laporan keuangan untuk periode enam bulan pertama tahun fiskal 2017.

Perusahaan membukukan laba usaha sebesar 281,8 miliar yen dari pendapatan bersih 5,65 triliun yen. Dibandingkan tahun lalu, jumlah tersebut turun 13,24%.

Pihak Nissan mengatakan bahwa skandal inspeksi kendaraan di pabrik Jepang dan masalah kantung udara di Amerika Serikat menjadi satu penyebab turunnya laba perusahaan.

Tanpa biaya khusus untuk kedua hal itu, perusahaan mengklaim laba usaha di semester pertama tahun fiskal 2017 mencapai 322,6 miliar yen.

Pada kuartal keuda, tanpa biaya khusus, laba operasi tercatat naik 9,2% menjadi 169,3 miliar yen. Hal ini disebabkan naiknya permintaan di wilayah Jepang dan China. Penjualan mobil Serena, Note e-Power, X-Trail, dan Sylphy meningkat di kedua negara itu.

Penjualan di China juga menunjukan tren positif. Laporan berbasis tahun kalender di wilayah ini naik 6,7% menjadi 651.000 unit. Pangsa pasar sebesar 5,2% dengan permintaan tertintggi tipe mobil X-Trail dan Sylphy.

Nissan juga bernasib baik di Eropa, termasuk Rusia. Di sana penjualan naik 3,6% menjadi 375.000 unit yang menghasilkan penguasaan pasar sebanyak 5,2%. Model kendaraan Qashqai dan Micra menjadi pendorong di wilayah ini.

Kontras dengan negara lain, penjualan Nissan di Amerika Serikat turun tipis 0,4% menjadi 779.000 unit. Hal tersebut terjadi di tengah pasar kendaraan bermotor yang turun 2,1%.

Di wilayah lain, penjualan Nissan naik 2,3% menjadi 390.000 unit karena pertumbuhan kuat di Amerika Latin dan Afrika, mengimbangi pasar yang lesu di Timur Tengah, Asia dan Oceania.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler