Bisnis.com, JAKARTA - Rendahnya kepuasan konsumen low cost green car (LCGC) memunculkan potensi adanya pergeseran pola konsumsi. Lembaga riset J. D. Power menyatakan, konsumen LCGC berpotensi untuk berpindah ke segmen yang lebih tinggi.
PT Nissan Motor Indonesia, yang membawahi merek Datsun di Indonesia menilai pergeseran konsumsi kendaraan dari LCGC ke segmen lain merupakan hal yang cukup wajar. Pasalnya, kebanyakan masyarakat menjadikan LCGC sebagai mobil pertama.
Artinya, sejalan dengan meningkatnya pendapatan dan kualitas hidup masyarakat, maka peluang untuk berpindah ke segmen lain akan semakin besar. Murahnya harga yang dibanderol APM untuk LCGC memang cukup menjadi alasan konsumen untuk menjadikannya sebagai mobil pertama.
"Pembeli LCGC kebanyakan baru pertama kali memiliki mobil baru. Sehingga seiring dengan semakin progresif kehidupan mereka tentu wajar kalau dalam tahap tertentu mereka mencoba segmen yang lebih tinggi," kata Head of Communications PT Nissan Motor Indonesia Hana Maharani kepada Bisnis, Senin (6/11/2017).
Menurutnya, pergeseran pola konsumsi merupakan suatu hal yang masuk akal di tengah pesatnya persaingan pasar otomotif nasional serta tren meningkatnya daya beli masyarakat. "Pendapatan dan gaya hidup meningkat akan berdampak pada itu [pergeseran]," ujarnya.
Dari hasil kajian yang dirilis oleh lembaga riset J.D. Power, ditemukan bahwa tingkat kepuasan konsumen mobil murah ramah lingkungan ini hanya berada pada 774 poin dari nilai skala 1.000 poin. Angka tersebut lebih brendah dibandingkan tingkat kepuasan konsumen non-LCGC yang mencapai 788.
Dalam survei yang dilakukan terhadap 2.476 pemilik kendaraan baru yang membeli kendaraannya pada rentang waktu antara bulan September 2016 hingga Juli 2017, ditemukan fakta menarik.
Yakni konsumen LCGC bukan hanya memiliki ekspektasi yang lebih tinggi, namun juga menerima implementasi proses layanan penjualan yang relatif lebih rendah dari diler mobil dibandingkan dengan konsumen non-LCGC.
Menurutnya, meskipun komposisi signifikan pembeli mobil pertama kali berasal dari segmen LCGC (77%), hanya sebesar 22% konsumen LCGC yang mendapatkan semua standar proses dalam pengalaman pembelian mereka. Ini lebih rendah dibandingkan dengan pembeli kendaraan non-LCGC (27%).
Dibandingkan dengan pemilik mobil di segmen lainnya, sejumlah pemilik LCGC lebih sedikit mendapatkan tawaran layanan dari diler resmi dalam hal seperti demonstrasi saat tes uji kendaraan (LCGC 35%, non-LCGC 42%).
Selain itu penawaran cicilan dari penjual (LCGC 57%, non-LCGC 68%), janji berlebihan mengenai waktu pengiriman dari penjual (LCGC 28%, non-LCGC 23%), dan waktu pengiriman dalam seminggu untuk mobil baru (LCGC 58%, non-LCGC 63%).