Bisnis.com, JAKARTA - Dua manufaktur otomotif terbesar asal Jepang, Toyota Motor Corp. dan Nissan Motor Co., menilai pasar AS telah 'kehabisan bahan bakar' untuk terus tumbuh.
Kondisi tersebut mendesak Toyota untuk memangkas estimasi penjualan di pasar Amerika Utara untuk periode fiskal 2016 ini menjadi 60 ribu unit di tengah berubahnya preferensi konsumen AS dari model sedan ke model besar seperti jenis truk dan SUV.
"Pasar (AS) sudah bergerak turun," kata Takahiko Ijichi, Executive Vice President Toyota Motor Corp. Kini Toyota dan Nissan berupaya untuk lebih memfokuskan ke sejumlah pasar potensial di Asia selain Jepang.
"Pasar Amerika Utara membutuhkan penanganan yang sangat hati-hati ke depannya," tambahnya kepada para wartawan setelah pihaknya mencatat penurunan pendapatan operasional kuartal hingga 43%.
Langkah yang sama turut diambil pihak Nissan Motor Co, yang juga melihat sudah tidak ada ruang untuk melakukan ekspansi lebih lanjut setelah pihaknya mencatat penurunan profit akibat aksi program insentif besar-besaran guna mendongkrak penjualan.
Nissan mengalami penurunan pendapatan operasional sebesar 19% pada kuartal sebelumnya yang terseret oleh dampak menguatnya mata uang Jepang, Yen.
Pendapatan operasional Nissan diperkirakan akan tergelincir 10% menjadi 710 miliar yen di periode 2016 yang berakhir pada Maret nanti.
Melemahnya performa pasar Amerika Utara tidak hanya dirasakan oleh kedua pemilik merek mobil terkemuka tersebut, tetapi juga berdampak pada perekonomian negara Jepang sendiri yang mencatat Amerika Utara sebagai destinasi ekspor paling besar dengan lebih dari 1,3 juta unit telah dikirim dalam 9 bulan pertama tahun ini.
Jumlah ekspor Jepang ke Amerika Utara itu merupakan dua kali lipat dari jumlah ekspor kendaraan ke Eropa dan 4 kali lipat dari jumlah ekspor ke negara Asia lainnya termasuk China.
Kondisi jenuhnya pasar Amerika Utara tersebut terjadi bersamaan dengan menguatnya mata uang Yen semakin menggerus nilai pendapatan.
Kini Toyota dan Nissan berupaya untuk lebih memfokuskan ke sejumlah pasar potensial di Asia selain Jepang. Toyota memprediksi penjualan di wilayah tersebut mencapai 90 ribu unit untuk tahun fiskal ini. Sementara itu, Nissan telah memacu penjualan di China hingga 8,2% tahun ini hingga September 2016 dan menargetkan akan mengekspor 1,3 juta unit tahun ini ke China.