Bisnis.com, JAKARTA - Manufaktur otomotif asal Jepang, Nissan Motor Co., mencatat penurunan pendapatan bersih (net income) hingga 16% menjadi 146,1 miliar yen atau setara US$1,4 miliar dalam periode kuartal ketiga yang berakhir pada September 2016.
Penurunan itu terjadi di tengah menguatnya nilai tukar yen yang memangkas nilai pendapatan penjualannya di luar negeri.
Chief Executive Officer Nissan Motors Co, Carlos Ghosn mengatakan penurunan performa tersebut turut ditengarai oleh peningkatan beban akibat program insentif besar-besaran untuk diler di AS guna mendongkrak kenaikan jumlah pengiriman unit serta menambah angka keuntungan bagi perusahaan di tengah melemahnya pasar China.
Tokai Tokyo Research Center mengungkapkan bahwa perusahaan yang berbasis di Nishi-ku, Yokohama tersebut menaikkan nilai diskon penjualan hingga US$4 ribu per unit atau jauh lebih tinggi dibandingkan diskon yang ditawarkan sejumlah kompetitornya asal Jepang dan sejumlah produsen otomotif asal AS.
"Pasar AS telah berada di puncak dan kita tidak melihat potensi pertumbuhan lebih lanjut di pasar tersebut," jelas Co-Chief Executive Officer Nissan Motors Co, Hiroto Saikawa.
"Pemberian insentif sedang digandrungi di industri otomotif dan kami memberikan perhatian khusus terhadap hal tersebut," tambahnya.
Pengiriman Nissan di pasar AS tercatat naik 3,7% dalam periode April hingga September 2016, sementara pangsa pasar Nissan turut menguat menjadi 9% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 8,5%.
Kepala Regional Amerika Utara Nissan Motors Co, Jose Munoz menyatakan bahwa pihak perusahaan kini tengah berencana untuk meningkatkan nilai pangsa pasarnya di pasar AS dalam semester kedua tahun ini dengan menghadirkan model pickup Titan dan SUV Rogue yang diperbarui di tengah berubahnya preferensi konsumen di pasar AS dari model sedan ke model truk.