Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masa Penjualan Mobil Bensin Bakal Berakhir pada 2035

Himpunan organisasi para peneliti dan para penulis PBB yang bertugas memonitor kebijakan pemerintah dalam mengurangi dampak pemanasan global, Climate Action Tracker (CAT), merilis hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa masa penjualan mobil berbahan bakar bensin harus berakhir pada tahun 2035 untuk mencapai tujuan Paris Summit pada Desember 2015.
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke mobil, di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini./JIBI-Rachman
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke mobil, di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan organisasi para peneliti dan para penulis PBB yang bertugas memonitor kebijakan pemerintah dalam mengurangi dampak pemanasan global, Climate Action Tracker (CAT), merilis hasil penelitian yang mengungkapkan masa penjualan mobil berbahan bakar bensin harus berakhir pada 2035 untuk mencapai tujuan Paris Summit pada Desember 2015.

Para pemimpin dunia melalui Paris Summit Desember tahun lalu telah menetapkan batas kenaikan temperatur di bawah 2 derajat Celcius atau 3,6 Fahrenheit dan terus diperketat hingga di bawah 1,5 derajat Celcius.

Penelitian CAT mengungkapkan bahwa 14% dari total emisi gas rumah kaca di dunia berasal dari emisi kendaraan.

"Ini sangat mengejutkan bahwa ini terjadi begitu awal dan berarti akan ada perubahan besar dalam industri otomotif secara keseluruhan," ungkap Niklas Höhne dari Newclimate Institute kepada pihak Reuters, seperti dikutip Jumat (16/9/2016).

Waktu tersebut dianggap lebih awal dari yang telah ditetapkan sebagian besar para manufaktur otomotif seperti halnya Toyota yang menargetkan 'nol emisi karbon dioksida' untuk mengurangi emisi kendaraan sebesar 90% pada 2050.

Penelitian itu juga menyebutkan mobil bertenaga biofuel dan hidrogen dapat menjadi pilihan. Selain itu, sektor transportasi ramah lingkungan tersebut juga memerlukan perubahan lainya seperti pembangkit listrik yang ramah lingkungan.

Meskipun demikian, penelitian juga mengungkapkan kendala yang dihadapi. "Kendaraan tenaga listrik masih lebih mahal dan proyeksi kebijakan mobil listrik masih hanya melihat pangsa pasar sekitar 5% dari total mobil listrik di Uni Eropa, China, dan AS pada 2030," ungkap dalam laporan tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper