Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Terlilit Skandal Kecurangan, Mitsubishi Terancam Merugi Tahun Ini

Manufaktur otomotif ternama Mitsubishi Motors Corp diperkirakan akan mencatat kerugian dalam laporan keuangannya tahun ini terkait kasus skandal kecurangan jarak tempuh yang berdampak pada biaya kompensasi dalam penjualan mobil produksinya.
Yusran Yunus
Yusran Yunus - Bisnis.com 22 Juni 2016  |  11:04 WIB
Terlilit Skandal Kecurangan, Mitsubishi Terancam Merugi Tahun Ini
Ilustrasi - mmpc.ph

Bisnis.com, JAKARTA - Manufaktur otomotif ternama Mitsubishi Motors Corp diperkirakan akan mencatat kerugian dalam laporan keuangannya tahun ini terkait kasus skandal kecurangan jarak tempuh yang berdampak pada biaya kompensasi dalam penjualan mobil produksinya.

Mitsubishi mengungkapkan bahwa pihaknnya akan memberikan kompensasi senilai US$1.000 kepada para pemilik 4 model minivehicle produksinya sebagai bentuk dari biaya penggantian yang secara total setidaknya mencapai US$600 juta.

Skandal kecurangan tersebut terungkap setelah pihak Mitsubishi mengakui bahwa pihaknya telah melebih-lebihkan jarak tempuh dari 4 model minivehicles termasuk dua model yang diproduksi untuk Nissan Motor Co.

Akibat skandal tersebut, Mitsubishi dianggap memiliki sistem pengawasan yang buruk dalam proses pengujian. Tidak hanya itu, kondisi ini juga berdampak pada rencana Nissan untuk mengambil alih sepertiga saham pengendali di perusahaan otomotif tersebut.

Sejumlah tes yang dilakukan pihak pemerintah mengungkapkan bahwa efisiensi bahan bakar untuk minivehicle  secara rata-rata lebih rendah 11% dibandingkan dengan nilai yang mereka pasang di iklan namun pihak kementerian transportasi mengatakan bahwa hal ini tidak akan menyebabkan perubahan dalam klasifikasi kendaraan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

mitsubishi corporation

Sumber : Reuters

Editor : Fatkhul Maskur

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top