Bisnis.com, JAKARTA - Kecelakaan lalu lintas hampir setiap hari terjadi di jalan raya. Tidak sedikit jumlah korban diantaranya yang meninggal dunia atau cacat seumur hidup.
"Kita selalu berpikir bahwa penyebabnya adalah ketidaktertiban para pengendara dalam berlalu-lintas. Ini memang benar adanya," kata Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu dalam sebuah diskusi interaktif Safety Driving yang diselenggarakan Mobil123.com, di Jakarta, belum lama ini.
Jusri mengemukakan mengemudi merupakan sebuah aktivitas multi-tasking, jalan raya sebuah fasilitas bersama dan nyaris tidak terbatas, siapa saja ada di sana, dari anak-anak, orang buta, orang gila, orang yang sedang stress bahkan orang mabuk sekalipun.
"Saat yang sama mereka bisa saja di sekeliling anda yang sedang mengemudi dengan tertib, mereka bisa dimuka, samping atau di belakang anda. Pertanyaannya bagaimana kita sebagai pengemudi menyikapinya hingga bisa kembali ke rumah dengan selamat dan menjumpai anak-anak dan keluarga tercinta," ujarnya.
Jusri memberi 2 tips sebagai kunci utama keselamatan berkendara di jalan raya.
Satu, fokuslah
- Pastikan kondisi kendaraan telah diperiksa dan yakin semuanya dalam kondisi layak jalan, kondisi kendaraan yang siap membuat perjalanan nyaman, lancar dan pengemudi tidak stres.
- Tinggalkan segala masalah - mental dan fisik - saat merencanakan mengoperasikan kendaraan bermotor, sesuatu terkait fisik (sakit, keseleo, dll) akan membuat keterbatasan gerak dalam mengoperasikan kendaraan.
Masalah keluarga, pekerjaan atau finansial yang berat akan mengurangi konsentrasi mengemudi, saat ini kualitas safety anda akan segera menurun!!
- Upayakan dengan maksimal untuk fokus dengan tugas mengemudi, hindarkan hal-hal yang merusak atau me mengganggu konsentrasi.
Kedua, mengerti
- Melihat tidak selalu linear dengan mengerti. Indikasi mengerti salah satunya, tidak mengerem mendadak, tidak melakukan manuver mendadak, tidak kaget atas kejadian yang ada di mukanya, pergerakan kendaraan walaupun tidak terlalu pelan selalu halus, bagi penumpangnya mereka merasa nyaman dikemudikan si pengemudi.
- Pada bagian mengemudi defensive, mengerti adalah tindakan antisipatif. Ketika indera mata melihat sesuatu, maka pahami objek tersebut.
Semisal mata melihat anak kecil di bahu jalan 50 meter di muka, pahami ia hanya seorang anak kecil yang dapat bergerak atau memutuskan sesuatu dengan seketika tanpa berpikir panjang, bahkan menyeberang seketika melintasi badan jalan di muka anda tanpa menghiraukan sesuatu yang buruk dapat terjadi.
- Pengemudi yang selalu mengutamakan keselamatan, selain tertib berlalulintas ia memiliki pattern mengemudi antisipatif, selalu memeriksa kaca-kaca spionnya kemudian mengerti apa yang tertangkap dengan matanya, memastikan situasi belakang atau samping aman sebelum ia melakukan keputusan sebuah manuver.
Saat bahaya di muka muncul, sebelum mengambil keputusan mengerem atau menghindar, tindakan pengemudi yang memahami ia berada dimana adalah memastikan sisi belakang atau sampingnya aman atau tidak, barulah keputusan terbaik dilakukannya, ini adalah indikator mengerti.