Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MASYARAKAT MENENGAH MENINGKAT, LCGC Bakal Gerus Pasar Roda Dua

Segmen low cost green car dan low multipurpose vehicle akan menggerus pangsa pasar kendaraan roda dua, seiring adanya peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah dalam beberapa tahun mendatang.
Penjualan mobil LCGC di Indonesia. / Bisnis
Penjualan mobil LCGC di Indonesia. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Segmen low cost green car dan low multipurpose vehicle akan menggerus pangsa pasar kendaraan roda dua, seiring adanya peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah dalam beberapa tahun mendatang.

Dalam riset yang dilakukan Ipsos Business Consulting, dinya-ta kan bahwa secara perlahan dua segmen kendaraan murah itu akan memangsa konsumen roda dua. Hal itu yang menyebabkan industri roda dua sedikit keteteran dalam meningkatkan kinerja penjualan.

“Dengan kelas menengah yang berkembang, konsumsi kendaraan akan ke arah low cost green car (LCGC) dan low multi purpose vehicle (low MPV). Hal itu diharapkan dapat memberikan tantang an untuk pertumbuhan sepeda motor,” tulis laporan Ipsos yang di terima Bisnis.com akhir pekan lalu.

Lembaga riset itu memprediksi, penjualan roda dua pada 2020 hanya akan mencapai 8,1 juta unit, meningkat dibandingkan dengan realisasi penjualan sepanjang tahun lalu yang sebanyak 6,4 juta unit.

Namun demikian, peningkatan itu terkesan tidak maksimal, jika menilik data penjualan roda dua pada beberapa tahun sebelumnya. Pasalnya pada 2013, penjualan sepeda motor mencapai 7,7 juta unit, dan meningkat menjadi 7,9 juta unit pada 2014.

Mengutip data penjualan kendaraan bermotor, prediksi Ipsos tersebut rasanya tidak berlebihan. Dalam beberapa tahun terakhir penjualan kendaraan segmen LCGC terus melaju. Sementara LMPV, kendati menurun masih mencatatkan angka yang cukup fantastis.

Data Gaikindo menunjukkan, total penjualan ritel LCGC pada tahun lalu mencapai 166.517 unit, meningkat dari capaian tahun sebelumnya yakni sebanyak 164.123 unit. Adapun penjualan LMPV sebanyak 267.602 unit, turun dibandingkan dengan 2014 yakni sebanyak 356.126 unit.

Sementara itu, pada Januari-Februari tahun ini penjualan wholesales LMPV mencapai 38.678 unit, turun dari periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 48.035 unit. Sementara itu, penjualan LCGC sebanyak 28.160 unit, meningkat dari periode sama tahun lalu yakni sebanyak 26.048 unit.

TEKAN KONSUMSI

Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor Margono Tanuwijaya mengakui maraknya kendaraan keluarga berharga murah, terutama segmen LCGC memang mampu menekan konsumsi sepeda motor. Namun menurutnya dampak dari pencaplokan pangsa pasar itu tidak terlalu signifikan.

“Itu faktor iya, harus diakui. Tapi tidak signifikan karena meskipun orang bisa membeli LCGC bukan ber arti dia menghentikan pembelian sepeda motor. Motor kan ada juga yang kelas menengah sampai premium,” katanya.

Dia menambahkan capaian penjualan pada 2020 mendatang sangat tergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi ekonomi, stabilitas nilai tukar, daya beli masyarakat, serta harga komoditas.

Menurutnya, untuk sementara ini angka 8,1 juta cukup masuk akal melihat kondisi ekonomi saat ini masih belum mengalami pemulihan secara maksimal. “Karena 2011 sudah 8 juta. 2020 bisa lebih rendah atau lebih tinggi tergan tung faktor itu. Tapi yang jelas kami optimistis akan meningkat.”

Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Mohammad Masykur menilai peralihan pola konsumsi dari sepeda motor mobil segmen LCGC maupun LMPV tidak sepenuhnya tergantung pada peningkat an kondisi ekonomi masyarakat.

Menurutnya ada faktor yang lebih penting dari sekadar daya beli, yakni terciptanya transportasi massal yang layak. “Selama ini belum ada, pasar sepeda motor masih tetap bagus. Karena kalau transportasi massal bagus, orang tidak akan menggunakan sepeda motor,” kata dia.

Perbaikan transportasi massal, imbuhnya, juga membutuhkan intervensi langsung dari pemerintah, yakni dengan memberikan subsidi untuk angkutan umum sehingga bisa lebih layak dan menarik minat masyarakat.

Selama hal tersebut tidak dijalankan, kata dia, maka kendati ekonomi mengalami perbaikan tidak akan cukup mampu menggeser pola konsumsin kendaraan bermotor masyarakat. “Kalau tidak ada subsidi, kondisinya seperti sekarang ini.” ()


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (4/4/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper