Bisnis.com, JAKARTA—Keputusan Ford menutup aktivitas bisnisnya di Indonesia memudarkan kepercayaan konsumen Indonesia terhadap produk keluaran Amerika Serikat yang berakibat pada anjloknya penjualan sepanjang Februari.
Pada Februari, tiga merek asal Negeri Paman Sam, yakni Chevrolet, Ford, dan Chrysler saling tempel dalam penjualan wholesales. Ketiganya sama-sama membukukan penjualan yang kurang menggembirakan, dimana capaian penjualan seluruh merek di bawah 100 unit.
Berdasarkan data Gaikindo, Chevrolet tercatat membukukan penjualan sebanyak 97 unit, disusul Ford sebanyak 34 unit, dan Chrysler 22 unit. Ketiganya sama-sama turun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahu lalu, yakni 682 unit untuk Chevrolet, Ford 380 unit, dan Chrysler 45 unit.
PT Ford Motor Indonesia mengakui, pengumuman perusahaan yang akan menghentikan bisnisnya pada semester kedua tahun ini cukup mengguncang psikologi masyarakat sehingga berdampak pada penurunan penjualan.
“Karena pengumuman itu, pengaruhnya ada atau tidak ini kenyataannya berdampak. Itu kenyataannya yang tidak bisa dipungkiri,” kata Managing Director PT Ford Motor Indonesia Bagus Susanto kepada Bisnis.com, Rabu (23/3/2016).
Kinerja negatif Ford terlihat sejak perusahaan itu mengumumkan penghentian aktivitas bisnisnya pada awal tahun lalu. Pada Januari tahun ini, penjualan Ford hanya menyentuh 56 unit, turun drastis dari capaian Januari tahun lalu yang sebanyak 560 unit.
Bagus melihat pasar otomotif di pasar domestik untuk tahun ini masih stabil. Dengan kata lain, tren negatif yang dialami perusahaan tersebut murni karena keputusan bisnis yang telah diambil. “Saya lihat pasar otomotif stabil,” ujarnya.
Ford Motor Indonesia sejauh ini hanya memasarkan stok sisa, dan tidak akan melakukan importasi kendati banyak permintaan. Namun demikian Bagus menjamin ketersediaan suku cadang layanan purnajual untuk konsumen.
Nugroho Suharlim, Chief Operating Officer Auto Kencana Group--salah satu diler yang memasarkan merek Chevrolet di Indonesia, mengatakan penjualan itu selama Januari-Februari tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Secara ritel kalau di dua diler kami yang ada di Makasar dan Palangkaraya mengalami kenaikan, tapi tidak besar masih di bawah 10% pada tahun ini,” kata dia.
Dampak Psikologis
Dia mengakui Chevrolet dan produk asal Amerika Serikat lainnya terkena dampak psikologi dari hengkangnya Ford, dimana kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap produk asal Negeri Paman Sam sedikit memudar.
Namun menurutnya dampak negatif itu tidak akan bertahan lama, terlebih pihak General Motors Indonesia memastikan akan tetap berkomitmen untuk menjalankan bisnis otmotifnya di Tanah Air.
“Chevrolet kan sudah komitmen tidak hengkang, jadi dampak jangka panjangnya tidak ada. Paling dampak image jangka pendek, karena memang keputusan For4d diungkapkan awal tahun.”
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan ritel chevrolet pada Februari tahun lalu sebanyak 542 unit. Capaian tersebut turun dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebanyak 1.184 unit. ()