Bisnis.com, JAKARTA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memaksimalkan kinerja ekspor mobil perseroan di tengah kondisi lesunya pasar otomotif domestik.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto mengatakan, sebelumnya komposisi pasar domestik TMMIN lebih besar. Namun, saat ini kondisinya berbalik, yakni kinerja ekspor melampaui penjualan di dalam negeri.
“Karena domestiknya turun, kebetulan ekspor market lagi bagus, sekarang terbalik, 55-60% ekspor, 40-45% domestik. Lebih besar ekspor sekarang," ujar Nandi kepada Bisnis saat ditemui di GIIAS 2025, Kamis (24/7/2025).
Mengacu data Gaikindo, Toyota mengekspor kendaraan secara utuh (completely built up/CBU) sebanyak 80.326 unit pada semester I/2025, atau naik 0,9% dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya sebanyak 79.585 unit.
Nandi pun memprediksi bahwa kinerja ekspor perseroan tembus sekitar 300.000 unit hingga akhir 2025.
“Sampai akhir tahun sekitar hampir 300.000 unit. Kalau secara kumulatif nanti tahun ini kami mencapai 3 juta ekspor dari 1987,” jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut dia mengatakan, sejauh ini negara tujuan ekspor terbesar TMMIN mayoritas berada di kawasan Asia Tenggara, salah satunya Filipina.
“Pasar Asean masih bagus, so far, model-model kami di Filipina masih bagus, seperti Fortuner, Veloz, Yaris Cross. Makanya kami bisa shifting dari domestik ke ekspor,” ujar Nandi.
Kendati demikian, Nandi mengatakan bahwa kinerja ekspor TMMIN juga menghadapi tantangan, seiring dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengenakan tarif resiprokal ke berbagai negara.
Menurutnya, hal itu dapat menimbulkan efek domino bagi sejumlah negara tujuan ekspor TMMIN. Misalnya, jika negara-negara di Asean terdampak tarif AS, maka volume ekspor mereka akan turun, sehingga terjadi perlambatan ekonomi.
“Efek dominonya itu akan terjadi mungkin satu tahun ke depan lah. Jadi mungkin negara-negara itu akan terdampak dari sisi ekonominya, akan turun gitu ya,” pungkas Nandi.
Sebagai tambahan informasi, TMMIN telah mengekspor mobil ke 80 negara, adapun Asean dan Timur Tengah merupakan yang paling besar. Model favoritnya yaitu Fortuner, Avanza, dan Innova.
Di lain sisi, penjualan mobil domestik masih loyo. Sepanjang periode Januari-Juni 2025, total penjualan mobil wholesales secara nasional ambles 8,6% YoY menjadi 374.740 unit, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 410.020 unit.
Sementara itu, penjualan mobil secara ritel pun turun 9,7% menjadi 390.467 unit, dibandingkan dengan 6 bulan pertama 2024 sebanyak 432.453 unit.