Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Melemah, Crossover Topang Penjualan SUV

Kehadiran crossover membuat segmen SUV masih dapat mencatatkan pertumbuhan meski pasar domestik mengalami penurunan sejak dua tahun lalu.
Penjualan SUV 2015. /Bisnis.com
Penjualan SUV 2015. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri menilai kehadiran mobil jenis crossover yang masuk segmen sport utility vehicle dengan bodi lebih mini, telah mendongkrak penjualan segmen tersebut sekaligus mengganjal kelesuan yang terjadi di dalam negeri.

Sejalan dengan tren global saat ini, mobil jenis crossover mulai mendapat panggung di pasar Indonesia. Bahkan, kehadirannya dianggap mampu menggelembungkan perolehan penjualan segmen sport utility vehicle (SUV) secara keseluruhan.

Kehadiran crossover itupun dianggap tak akan mengganggu kinerja penjualan SUV dengan bodi lebih besar, semisal Rush dan Terios di segmen low sport utility vehicle (LSUV) dan Fortuner ataupun Pajero dari segmen upper SUV.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto menilai sejauh ini pergerakan mobil-mobil crossover amat membantu pelemahan permintaan yang juga menerpa segmen SUV. Sebagai pilar baru segmen tersebut, mobil crossover malah menggenjot kenaikan penjualan SUV.

“Saya rasa tidak menggerus mobil SUV [bodi bongsor], melainkan malah memperkuat segmen tersebut,” katanya kepada Bisnis.com, Minggu (13/3/2016).

Sejauh ini untuk segmen SUV, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terbagi dua kategori, yakni LSUV dan upper SUV. Di kedua kategori tersebut, crossover berhasil melakukan penetrasi.

Sehingga, dengan kehadiran crossover, segmen SUV masih dapat mencatatkan pertumbuhan meski pasar domestik mengalami penurunan sejak dua tahun lalu. “Untuk tahun ini, dengan kombinasi SUV dan crossover itu, maka segmentasinya akan memperbesar pangsa hingga 15%,” tambahnya.

Dari catatan data Gaikindo, untuk segmen LSUV, saat ini mobil jenis crossover antara lain diisi oleh Nissan Juke, Honda HR-V 1.500cc, dan Ford Ecosport. Ketiganya berestafet menjaga agar segmen SUV tak terpuruk.

Pada 2013, dengan kehadiran Juke yang masuk dalam peringkat ketiga penjualan terbanyak segmen LSUV sebesar 3.128 unit, maka penurunan hanya tipis sekitar 4%. Sepanjang 2013 itu, segmen  LSUV mencatatkan penjualan 64.125 unit, sedangkan tahun sebelumnya 67.180 unit.

Bahkan pada tahun lalu, kehadiran HR-V yang mengisi dua segmen yakni upper SUV dan LSUV menyumbang pertumbuhan signifikan. Dengan kehadiran HR-V 1.500cc yang terjual sebanyak 29.718 unit dan menempati puncak penjualan terbanyak, maka segmen LSUV mengoleksi penjualan 73.538 unit pada 2015, meroket 33% dibandingkan selama 2014 yang hanya sekitar 55.086 unit.

Pasar Global

Di sisi lain, gejala tren crossover itupun sejalan dengan kegandrungan konsumen dunia terhadap produk SUV berbodi mini. Seperti konsumen India dan Amerika Serikat yang belakangan juga banyak memilih produk crossover ketimbang sedan maupun SUV besar.

Di dua negara tersebut, merek seperti Suzuki di India ataupun Lexus pada pasar Amerika Serikat, menguatkan posisi sebagai pemegang pasar crossover. Hasilnya, Suzuki sukses mempertahankan penjualan terbanyak di India, sedangkan Lexus yang merupakan produk premium besutan Toyota Motor Corp. berhasil mencuri penjualan terbanyak dari pesaing terberat BMW dan Mercy di benua Amerika.

Namun untuk kedua negara terdapat faktor yang menguntungkan penjualan crossover. Penjualan crossover di India dan Amerika Serikat melejit seiring kebijakan pemerintah yang melarang kendaraan berbodi bongsor memasuki jalanan kota-kota besar.

Di sisi lain, General Manager Marketing Strategy and Communication Division PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin mengungkapkan selera konsumen antara SUV bongsor dan crossover cukup berbeda. Akan tetapi, di tengah pelemahan daya beli masyarakat, terdapat kemungkinan beralihnya minat dari SUV kepada crossover.

“Basis konsumennya sebenarnya berbeda tetapi karena pasar kondisinya lagi jelek, migrasinya jadi lebih besar,” ungkap Budi.

Dia memperkirakan sewaktu terjadi perbaikan kondisi perekonomian sekaligus menguatnya daya beli, pasar SUV berbodi besar akan kembali meningkat.”Kalau kondisi normal, pasar SUV akan kembali naik, tidak kewalahan terhadap crossover,” simpul Budi.

Sejatinya terdapat perbedaan mendasar dari kedua produk dalam satu segmen tersebut.  SUV berbodi bongsor memiliki sedikit kelebihan, yakni jarak antara bodi dan alas lebih tinggi.

Sama halnya dengan mobil MPV, umumnya SUV  menggunakan rangka sasis yang disebut semi-monocoque atau biasa disebut ladder frame, antara sasis dan bodi kendaraan terpisah.

Sedangkan crossover lebih mirip rangka sasis sedan, sehingga tampak lebih lincah di jalanan kota.

Dengan begitu, crossover memiliki jarak bodi dan alas lebih rendah. Mayoritas jenis kendaraan tersebut menggunakan sasis yang diistilahkan monocoque, rangka jenis ini antara bodi dan sasis tersusun menjadi satu kesatuan yang utuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (14/3/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper