Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Sepeda Motor Juni Diperkirakan Tembus 550.000 Unit

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI memperkirakan total penjualan sepeda motor secara wholesales pada Juni 2015 mengalami penaikan di kisaran 13% hingga 18 dari bulan sebelumnya
Seorang melintasi deretan motor yang akan didistribusikan ke dealer di Makassar, pekan lalu. /Bisnis.com
Seorang melintasi deretan motor yang akan didistribusikan ke dealer di Makassar, pekan lalu. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTAAsosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI memperkirakan total penjualan sepeda motor secara wholesales pada Juni 2015 mengalami penaikan di kisaran 13% - 18% dari bulan sebelumnya.

Meski data terbaru belum semuanya terhimpun, Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan penjualan pada Juni 2015 diperkirakan mencapai kisaran 550.000 unit hingga 570.000 unit. Sedangkan penjualan pada Mei hanya menapak jumlah 482.691 unit.

Menurutnya, peningkatan tersebut terjadi karena masing-masing merek memberikan pasokan lebih ke diler untuk mengantisipasi berkurangnya hari kerja pada Juli 2015. Seperti diketahui, bulan ini waktu efektif kerja akan terpotong libur bersama karena Lebaran.

“Juli hari efektif kerja relatif lebih pendek dan waktu produksi menjadi sekitar 2 pekan, sehingga masing-masing merek push distribusi pada Juni,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (8/7/2018).

Di sisi lain dia pun mengakui jika pasokan ke diler ditingkatkan karena untuk memenuhi permintaan yang melonjak terdorong Lebaran. Permintaan memang cenderung naik sebulan sebelum Lebaran dirayakan.

Meski demikian, lanjut Sigit, penaikan penjualan tahun ini kemiungkinan besar akan lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ekonomi yang melambat masih mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap sepeda motor.

“Biasanya naik sampai 20% tapi tahun ini gak kejadian. Karena dipengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok sebagian masyarakat akhirnya menahan embelian sepeda motor,” ujarnya.

Sigit pun enggan sesumbar apakah penaikan penjualan akan terjaga pada sisa waktu tahun ini, mengingat pemerintah akan melaksanakan proyek pembangunan yang diharapkan menggenjot laju ekonomi atau adanya penurunan besaran uang muka pembelian sepeda motor.

Menurut dia, hal tersebut harus dilihat perkembangannya ke depan. Adapun berkaca dari tahun lalu, libur Lebaran jatuh pada 28 dan 29 Juli. AISI mencatat penaikan penjualan terlihat pada Juni dibanding Mei.

Pada bulan kelima 2014 penjualannya mencapai 743.030 unit dan bulan berikutnya 753.789 unit. Sedangkan pada 2013 Lebaran jatuh pada 8 Agustus. Penjualan pada Juni dan Juli 2013 masing-masing tercatat 661.282 unit dan 704.019 unit.

Di sisi lain, jika penjualan menapak 550.000 unit hingga 570.000 unit, maka total penjualan sepeda motor pada semester I/2015 ada di kisaran 3,21 juta unit hingga 3,23 juta unit. Jumlah tersebut masih jauh lebih kecil dari capaian pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4,21 juta unit.

Deputy 2W Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Endro Nugroho mengatakan stimulus penaikan penjualan Juni adalah adanya Lebaran dengan tunjangan hari raya bagi karyawan. Di sisi lain ajang Jakarta Fair 2015 disinyalir sedikit ikut berperan.

Menurutnya, hal tersebut bersifat sementara. Dia pun meyakini penaikan penjualan pada Juni bukan terjadi karena situasi ekonomi Indonesia yang bergerak membaik.

Dia memperkirakan penjualan ke depan akan kembali sulit mengalami penaikan. Sebabnya, kondisi makro ekonomi belum kembali pulih. Dia mencontohkan, rupiah masih terdepresiasi yang sangat mempengaruhi daya beli terhadap kendaraan bermotor.

Pembelian kendaraan bermotor pun sebagain besar masih dilakukan secara kredit. Menurutnya, proses kredit tersebut tergantung akan ketertarikan pasar yang dipengaruhi bunga yang kompetitif dan regulasi pemerintah terkait hal tersebut.

“Pasar sepeda motor itu lebih sensitif dari mobil dan kebutuhannya lebih primer. Masalahnya adalah kemampuan daya beli masyarakat sudah kembali normal atau belum dan bukan sekadar purchasing power tapi juga kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Di sisi lain, dia mengakui jika isu ekonomi global banyak berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi dalam negeri. Seperti gonjang-ganjing stabilitas dalam negeri Yunani. Kekhawatiran dia, jika itu terjadi pasar tidak mustahil di sisa tahun ini akan terus menyusut. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper