Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diler Mobil Menjamur Saat Penjualan Tersungkur

Kalangan pemegang merek tetap optimis meski pasar mobil kini lesu dan tetap gencar memperluas jaringan dengan menambah diler untuk ekspansi pasar dalam jangka panjang.
ilustrasi/Bisnis-Endang Muchtar
ilustrasi/Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA-- Kalangan pemegang merek tetap optimis meski pasar mobil kini lesu dan tetap gencar memperluas jaringan dengan menambah diler untuk ekspansi pasar dalam jangka panjang.

Optimisme itu hadir karena potensi pasar Indonesia yang besar. Dari jumlah penduduk yang sebanyak 240 juta jiwa lebih, penjualan mobil anyar paling banyak dalam satu tahun baru  mencapai 1,229 juta unit, diraih pada 2013.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil anyar bisa menembus angka 1 juta unit lebih tercatat sejak 2012. Namun jumlahnya belum konsisten menanjak.

Pada 2012 total penjualan mobil mencapai 1,116 juta unit. Sedangkan pada 2014 turun dari tahun sebelumnya menjadi 1,208 juta unit. Tahun ini pelaku usaha menaksir jumlahnya merosot lagi di kisaran 1,1 juta unit karena pelambatan ekonomi.

Penaikan penjualan pada 2012 tergolong drastis. Sebabnya, pada 2011 total penjualan mobil hanya 894.164 unit. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar dalam kurun satu dekade sebelumnya.

Pelaku bisnis menilai dengan penjualan tersebut Indonesia masih jauh dari kategori motorisasi.

Ada beberapa tahapan dalam katagori motorisasi jika menilik industri otomotif global.

Saat ini Indonesia terkategori tahap pertama pra motorisasi dengan perbandingan jumlah mobil yang beredar 0-50 unit per 1.000 orang.

Motorisasi tahap dua jumlah unit mobil beredar 51-250 unit per 1.000 orang. Motorisasi tahap 3 251-400 unit mobil per 1.000 individu.

Sedangkan motorisasi tahap 4 terdapar 401-500 unit mobil per 1.000 orang.

Tahapan motorisasi paling tinggi adalah 500 unit lebih mobil per 1.000 orang. Sebagai contoh, negara-negara dengan tahap motorisasi paling tinggi adalah Kanada dan Amerika Serikat.

Di sisi lain, keyakinan akan terus berkembangnya pasar mobil Tanah Air berangkat dari asumsi pertumbuhan ekonomi yang akan terus digenjot pemerintah.

Eksesnya, pendapatan per kapita naik dan kelas menengah diharapkan terus menjamur.

Salah satu agen pemegang merek (APM) yang paling gencar menambah diler adalah PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) yang memayungi Mitsubishi.

Rencananya, hingga akhir tahun fiskal 2015 pabrikan asal Jepang tersebut  akan memiliki total diler mencapai 244 unit.

Dari jumlah tersebut sebanyak 76 diler dikhususkan untuk kendaraan penumpang. Diler Mitsubishi paling baru diresmikan pada akhir Mei lalu di Sukabumi.

Sehingga jumlahnya menjadi 239 diler sekaligus menjadi diler khusus kendaraan penumpang ke 70.

Bukan tanpa alasan, penambahan diler khususnya untuk kendaraan penumpang di tempuh KTB tak lepas dari rencana jangka panjang memperluas pasar di luar kendaraan niaga. Sejak lama KTB memang menguasai pasar kendaraan niaga di Indonesia.

Pihak KTB mengakui selama ini sulit masuk pasar kendaraan penumpang karena image yang terbentuk dari Mitsubishi adalah truk. Akibatnya, tidak sedikit produk kendaraan penumpang Mitsubishi yang tak populer di pasar.

Oleh karena itu KTB berusaha memisahkan citra antara kendaraan niaga dan kendaraan penumpang melalui penambahan dan pengkhususan diler. Pekan ini rencananya KTB akan meresmikan satu diler lagi di pulau Bali.

“Saat ini pasar memang sulit tapi kami percaya ke depan pertumbuhan akan besar. Sehingga jika itu terjadi kami sudah jauh-jauh hari siap dengan penambahan diler,” kata Executive General Manager of MMC Marketing Division PT KTB Kosei Tamaki belum lama ini.

PT Honda Prospect Motor (HPM) seolah tak mau kalah. Pada tahun fiskal 2015 HPM akan memiliki 195 hingga 200 diler dan sub diler di seluruh Indonesia. Saat ini HPM baru memiliki 137 unit diler dan sub diler di seluruh Indonesia.

Penambahan jaringan tersebut tak terlepas dari ambisi HPM untuk memperluas pasar di Tanah Air. Tahun lalu APM Honda itu meraup manis besarnya pasar mobil Tanah Air dan menjadi satu-satunya pabrikan dengan pertumbuhan yang signifikan.

Penjualan mobil Honda pada 2014 mencapai 159.147 unit, sedangkan tahun sebelumnya hanya 91.493 unit. Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT HPM Jonfis Fandy memang tidak mengatakan secara pasti target jangka panjang yang ingin diraih pihaknya.

Akan tetapi, dengan penambahan diler dia optimistis target penjualan tahun ini yang mencapai 175.000 unit akan terealisasi. Dia menuturkan, penambahan diler diperlukan untuk menyelaraskan langkah pihaknya yang terus berinovasi melalui produk baru.

“Masalahnya bagaimana kita mencari konsumen baru, karena kami masuk ke segmen baru. Dengan perluasan jaringan kami harapkan banyak konsumen baru memilih Honda,” ujarnya.

Pun demikian dengan penguasa pasar mobil PT Toyota Astra Motor (TAM). Saat ini penjualan TAM disokong oleh 276 unit diler. Rencananya, TAM masih akan menambah 10 unit diler pada 2015.

Meski ekonomi melambat penambahan diler tidak akan mengalami penundaan. Hal itu dikarenakan kebijakan TAM yang tidak melakukan penundaan terhadap investasi jangka panjang.

Direktur Pemasaran PT TAM Rahmat Samulo mengakui diler yang banyak menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki pihaknya untuk menguasai pasar selain dengan menawarkan produk baru.

“Karena kami harus semakin dekat dengan konsumen selain menawarkan produk yang lengkap dibarengi layanan purna jual yang baik,” tuturnya.

Pabrikan asal Jepang lainnya, Suzuki, masih akan menambah 15 unit diler lagi di sisa waktu tahun ini. Sebelumnya, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sudah menambah sembilan unit diler baru sepanjang kuartal I/2015.

Diler tersebut terletak di Karanganyar, Tangerang, Banjarmasin, Sampit, Bireuen, Lampung, Tabanan, Gianyar,serta di Purwokerto. Sedangkan tahun lalu penjualan SIS disokong oleh 263 unit diler mobil.

Davy J. Tuilan, 4W Deputy Managing Director PT SIS mengakui saat ini pasar melemah karena pelambatan ekonomi. Namun, hal itu tidak menyurutkan pihaknya untuk menambah diler.

Selain untuk menggenjot pasar tahun ini, peresmian diler baru diklaim sebagai bagian dari rencana jangka panjang memperdalam penetrasi pasar khususnya kendaraan penumpang. Sebabnya, menurut Davy pihaknya ingin melakukan perubahan image.

Saat ini image mobil Suzuki yang melekat di masyarakat dinilai Davy kental dengan kendaraan niaga ringan jenis pikap. Penambahan diler seiring dengan diluncurkannya kendaraan penumpang baru seperti Celerio, Karimun Wagon R AGS dan All New Swift GS serta pembangunan pabrik di Karawang yang akan fokus pada produksi Ertiga.

“Kami masih akan melakukan penambahan 15 diler lagi yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Selain dilakukan oleh merek yang memang pasarnya sudah besar, penambahan diler pun ditempuh pemain baru agar bisa ikut mereguk manisnya pertumbuhan penjualan di masa akan datang. Pemain baru tersebut diantaranya Tata Motors dan Renault.

Sejak dipasarkan di Indonesia pada 2013, produk asal India, Tata, hanya didukung oleh tujuh diler. Saat ini PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDII sudah disokong oleh 16 diler yang melayani penjualan, perawatan dan suku cadang tersebar di Jawa, Bali, dan Sumatera.

Selain itu TMDI pun disokong oleh 60 outlet yang melayani perawatan dan suku cadang. Pertumbuhan diler tersebut cukup besar bagi pemain baru seperti Tata. Sedangkan pabrikan asal Perancis, Renault, tahun ini akan menambah tujuh diler.

Dengan penambahan diler tersebut penjualan Renault tahun ini akan disokong 15 diler resmi. Baik Tata maupun Renault berharap dengan penambahan diler tersebut dapat mengatrol penjualan hingga 100% pada 2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper