Bisnis.com, JAKARTA—Kontribusi kendaraan segmen hatchback terhadap total penjualan otomotif nasional memang tidak besar dan jumlahnya pun terus menyusut, akan tetapi ceruk pasar di segmen tersebut tetap menggiurkan untuk digarap.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 2012 segmen hatchback di tataran wholesales terjual 73.196 unit atau berkontribusi sekitar 6,6% dari total pasar otomotif yang mencapai 1,116 juta unit. Setahun berikutnya kendaraan segmen hatchback terjual 64.190 unit yang berkontribusi sekitar 5,2% terhadap total pasar otomotif yang mencapai 1,229 juta unit.
Pada periode Januari-November kendaraan di segmen hatchback baru terjual 53.353 unit, atau setara 4,7% dari total pasar otomotif pada periode yang sama sebanyak 1,129 juta unit. Dari informasi yang dirangkum Bisnis, para pelaku usaha otomotif menilai penurunan pasar masih wajar karena merupakan dinamika bisnis otomotif.
Pelaku bisnis menilai segmen hatchback memiliki pasar yang sudah matang dan stabil dengan segmentasi yang cenderung sulit berubah. Sehingga meski tidak besar, segmen tersebut memiliki peluang bisnis yang tetap menjanjikan. Meski demikian, pada tahun depan pelaku bisnis memperkirakan segmen ini tidak akan bertumbuh signifikan seiring pasar otomotif yang diperkirakan jalan ditempat.
Davy J Tuilan, 4W Sales Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil sales (SIS) mengamini hal tersebut. Meski pasarnya kecil segmen hatchback memiliki pasar yang khas dan cenderung tetap. Davy memiliki optimisme pasar segmen hatchback cenderung bagus pada 2015.
Meskipun begitu, Suzuki masih akan bertahan dengan produk andalannya di segmen ini, Swift. Davy mengaku, pihaknya belum berencana melakukan “penyegaran” pada Swift tahun depan. Pasalnya, Swift bagi Suzuki diprioritaskan lebih sebagai image maker, ketimbang volume maker.
Menurut Davy, ke depan pihaknya masih memprioritaskan segmen low cost green car (LCGC) dan low multi purpose vehicle (LMPV) sebagai pencetak angka penjualan. Sehingga Swift tidak didorong diskon yang menggiurkan untuk meningkatkan penjualan.
“Kompetisi akan ketat di segmen hatchback, jadi kami ikutin dulu alurnya tahun depan. Untuk Swift itu kecil sekali diskonnya dibandingkan kompetitor, paling 10%-15%. Karena Swift ini hanya image maker. Jadi kami tidak berbicara volume dan pangsa pasar di segmen ini,” kata Davy, Selasa (23/12).
Pada 2012 Swift terjual 2.346 unit atau 3,2% dari total pasar hatchback, dan setahun berikutnya 4.635 unit setara 7,5%. Pada periode Januari-November andalan Suzuki di segmen hatchback tersebut terjual sekitar 3.189 unit atau setara 6% dan diperrkirakan bertahan hingga tutup tahun.
PT Honda Prospect Motor (HPM) adalah salah satu agen pemegang merek (APM) yang menyasar pasar segmen hatchback. Pada Juni 2014 Honda kembali meluncurkan wajah baru dari produk andalan mereka di segmen ini yaitu Jazz.
Menurut Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy, pada 2013 kendaraan di segmen hatchback berkontribusi sekitar 5% dari total penjualan otomotif di Tanah Air. Di semester I/2014, kontribusi penjualan sedan tanpa ekor turun 1%.
Dia berasumsi, salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan itu adalah berkurangnya produksi Jazz. Fandy mengatakan, pihaknya sudah mengurangi produksi Jazz sejak awal tahun 2014. Alasannya sederhana, HPM merilis Jazz terbaru.
“Penjualan segmen ini tidak meloncat jauh seperti LMPV. Dengan adanya All New Jazz, saya berharap segmen hatchback di Indonesia akan “kesetrum” lagi. Minimal bisa sama kontribusinya seperti tahun lalu, 5%,” ujar Jonfis.
HPM berharap, dengan pasar yang sudah mapan Jazz terjual 3.000 unit per bulan. Namun, melandainya pasar membuat Jazz pada periode Januari-November 2014 hanya terjual 21.223 unit atau rerata 1.929 unit per bulan.
Meski demikian Jazz tetap menjadi penguasa di segmen hatchback dengan 39,77%. Angka tersebut melebihi estimasi Honda karena Jazz diproyeksikan menguasai 34% pangsa pasar.
Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia (MMI) Astrid Ariani Wijana mengatakan, hatchback andalannya yaitu Mazda 2 diproyeksikan menjadi salah satu backbone penjualan MMI pada 2015. Menurut Astrid, selain sebagai volume maker Mazda 2 pun ddiharapkan menjadi salah satu brand image MMI.
Hal tersebut dibuktikan dengan Mazda 2 yang selalu menjadi ikon MMI pada ajang Jakarta Fashion Week. Dari catatan MMI pun, dua tahun terakhir penjualan Mazda 2 menjadi kedua terbanyak setelah CX 5.
Saat ini ada tiga kontributor utama penjualan Mazda. CX 5 di kelas sport utility vehicle (SUV) menyumbang 35% dari total penjualan. Mazda 2 edisi lama berkontribusi dikisaran 25%-27% terhadap total penjualan Mazda. Terakhir adalah Biante di segmen high multi purpose vehicle (MPV) menyumbangkan sekitar 17% dari penjualan keseluruhan.
MMI menyasar pasar segmen hatchback bukan tanpa alasan. Astrid menilai pasar hatchback ke depan sangat potensial. Pada periode Januari-November 2014 Mazda 2 terjual 2.334 unit. Mazda 2 diproyeksikan MMI terjual 400 unit per bulan pada 2015. Meski demikian Astrid tidak mematok target penguasaan pangsa pasar karena hal itu bergantung pada jumlah pemain di segmen tersebut.
“Kami melihat pasar hatchback itu meski kecil tetap menjanjikan. Bahkan sebelum CX 5 dipasarkan di Indonesia kontribusi Mazda 2 edisi lama hampir 55%. Ke depan saya berharap kontribusi Mazda 2 cukup berimbang dengan CX 5 sekitar 30%-35%,” katanya.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, meski pasar di segmen hatchback kecil namun tetap menggiurkan. Pasalnya, pasar di segmen ini sudah matang dan sulit berpindah ke segmen lain. Tahun ini Yaris kembali meramaikan pasar hatchback pada April.
Meski tidak membukukan penjulan pada periode Januari-Maret 2014, Yaris keluaran baru mengawali penjualan dengan catatan manis dengan 3.064 unit sepanjang April. Melihat sambutan positif dari pasar, saat itu TAM rencananya ingin menguasai lebih dari 35% pangsa pasar.
Untuk merealisasikan capaian tersebut, TAM menargetkan sekitar 2.500 unit penjualan Yaris per bulan. Data terbaru yang dirilis Gaikindo menyebut, pada periode April-November 2014 Yaris terjual 16.713 unit atau rata-rata 2.089 unit per bulan. Raihan tersebut tampaknya merubah target pangsa pasar yang ingin diraih Yaris menjadi 30%.
“Pada 2015 sulit mengatakan pangsa pasar Yaris lebih dari 30%. Kami berharap dapat mencapai 30% dan itu sudah bagus meski full year,” kata Samulo.
Capaian Yaris hingga November menjadikan hatchback andalan Toyota tersebut menguasai 27,25% dari total pasar yang mencapai 53.353 unit. Jumlah tersebut memosisikan Yaris diperingkat kedua di bawah Honda Jazz yang mencatatkan 21.223 unit penjualan.
“Capaian tersebut cukup baik mengingat pada Januari hingga Maret Yaris tidak ada jualan,” tutur Rahmat.
Rahmat menambahkan, pihaknya optimis target yang dicanangkan pada 2015 akan tercapai. Sebabnya, Yaris baru sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan baik di segi eksterior maupun interior.