Bisnis.com, JAKARTA - PT Gajah Tunggal Tbk. mematok realisasi penjualan ritel selama April - Juni mencapai 80.000 unit, lebih tinggi dibandingkan dengan target triwulan pertama di level 69.000 unit.
General Manager Marketing and Sales Retail Gajah Tunggal Arijanto Notorahardjo mengatakan target di kuartal I tidak terlalu besar mengingat penjualan masih tertekan kondisi pasar akhir tahun lalu.
“Kalau 3 bulan ini sudah tak ada efek dari tahun lalu,” katanya kepada Bisnis, Senin (12/5/2014).
Selama Januari – Maret, Gajah Tunggal membukukan penjualan ritel sedikit melampaui target 70.000 unit. Untuk realiasai penjualan April belum ada angka resmi yang bisa dirilis tetapi diperkirakan tidak besar, lantaran banyak hari libur.
Perusahaan ban berkode emiten GJTL itu menargetkan penjualan ritel sampai penghujung 2014 sebanyak 320.000 unit. Demi mencapainya, perseroan akan memperluas jaringan penjualan dengan menambah 20 – 23 outlet sepanjang tahun ini. Di akhir tahun lalu baru sekitar 82 unit.
Selama triwulan I/2014 bertambah 4 outlet menjadi 86 unit. Sedangkan pada kuartal II diharapkan ada 6 outlet baru yang beroperasi sehingga total menjadi 92 unit. Selanjutnya, akan dikejar bertahap hingga akhir tahun setidaknya sampai 102 unit.
“Kami lebih memilih outlet di secondary city. Untuk 4 outlet yang diresmikan kemarin di antaranya di Rembang [Jawa Tengah], Yogjakarta, dan Kediri [Jawa Timur],” ucap Arijanto. Sampai akhir Juni akan bertambah beberapa unit lagi salah satunya di Batu Licin (Kalimantan Selatan) dan Batam (Kep. Riau).
Penambahan outlet bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan ban passenger car radial (PCR) di dalam negeri. Untuk itu, perseroan menargetkan sebaran outlet pada 2015 mencapai 130 unit. Pada tahun ini, Gajah Tunggal hendak memperluas pangsa pasarnya menjadi 25%.
Sementara itu, ditanya soal pengaruh kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) golongan industri, Arijanto mengaku belum ada rencana penaikan harga jual. Lonjakan TTL berpotensi menggembungkan ongkos produksi tapi revisi harga belum jadi pilihan GJTL.
“Menaikkan harga ada dampaknya langsung kepada penjualan. Apalagi, di tengah pasar yang sedang sepi begini. Kami tunggu [merek] lain menaikkan juga atau tidak,” kata Arijanto.