Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Ban Lemah, Target Belum Dikoreksi

Perusahaan ban di dalam negeri menunggu April 2014 untuk memantapkan proyeksi kinerja ekspor pada bulan-bulan mendatang. Selama 2 bulan pertama tahun ini penjualan ke luar negeri melemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ILustrasi ban mobil/JIBI
ILustrasi ban mobil/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan ban di dalam negeri menunggu April 2014 untuk memantapkan proyeksi kinerja ekspor pada bulan-bulan mendatang. Selama 2 bulan pertama tahun ini penjualan ke luar negeri melemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) mencatat nilai ekspor ban selama Januari–Februari 2014 anjlok 11,8% terhadap bulan yang sama di 2013. Awal tahun lalu jumlahnya mencapai US$182,3 juta tapi tahun ini cuma US$160,8 juta.

Ketua APBI Azis Pane mengatakan kondisi ini lantaran daya beli konsumen global masih lemah. Produsen ban mesti menurunkan harga agar pasar ekspor tetap bisa menyerap. Alhasil, kendati secara volume meningkat tapi nilainya tetap saja merosot.

“Kalau dilihat dari nilainya, ekspor ban memang turun tapi secara kilogramnya naik. Daya beli dunia rendah tapi kami harus tetap jual walau terjadi penurunan harga,” katanya kepada Bisnis, Senin (24/3/2014).

Volume ekspor tercatat mengalami peningkatan tipis sebesar 1,5%. Pada Januari-Februari 2014 terjual 45,7 juta kilogram (kg) sedangkan 2 bulan pertama 2013 baru 45,1 juta kg. Artinya, terdapat kenaikan sekitar 662.968 unit.

Untuk periode yang sama, unit ban yang diekspor tetap menyusut sekitar 0,3% menjadi 4,89 juta unit dari 4,91 juta unit. Seluruh kinerja ekspor ini berasal dari penjualan 2 kategori ban, yaitu passenger car radial (PCR) dan bias.

 “Ini menunjukkan memang sebetulnya perekonomian global belum pulih seperti yang kita harapkan. Makanya, nilai ekspor turun tetapi volume kilogramnya naik tipis,” tutur Azis.

Selama 2 bulan lalu, nilai ekspor ban PCR maupun bias turun. PCR anjlok 10,4% menjadi US$140,1 juta dari US$156,4 juta di Januari – Februari 2013. Sedangkan Bias merosot 20,4% menjadi US$20,6 juta dari US$25,9 juta.

 Menyikapi lemahnya pasar global, asosiasi tetap pada pendirian semula yang mematok ekspor ban US$1,5 miliar sepanjang tahun ini. Peluang untuk mengoreksi target ini akan melihat keseluruhan kinerja ekspor selama kuartal I dulu.

 “Target US$1,5 miliar bisa kita capai jika keadaan baik. Kalau ada gangguan politik dan perekonomian bisa membuat ekspor turun. Maka, kami tunggu April 2014 jika mau mengoreksi target,”  papar  Azis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper