Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku bisnis di sektor otomotif nasional menilai kendaraan rendah emisi (low carbon emission/LCE) sulit berkembang tanpa insentif. Biaya produksi mobil LCE lebih mahal dibanding mesin konvensional sehingga harga jualnya lebih mahal dan sulit diserap konsumen negara berkembang.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan produk LCE mobil hibrida misalnya, ongkos pembuatannya lebih tinggi karena menggabungkan dua tipe mesin. Di negara berkembang seperti Indonesia dengan mayoritas masyarakat kelas menengah jelas daya belinya belum mumpuni untuk produk ini.
"Hibrida bisa diproduksi massal tapi harus ada insentif. Jika tak ada insentif, siapa yang mau beli?" katanya kepada Bisnis.com, Selasa (4/3/2014).
Ketika ditanya lebih jauh wujud insentif seperti apa yang dibutuhkan, Jongkie tak menjawab secara detil. Menurutnya, ada banyak opsi yang bisa dilakukan pemerintah terutama dari segi perpajakan.