Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja penjualan ban nasional untuk kebutuhan penggantian (replacement) tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga akhir 2013 akibat daya beli konsumen cenderung melemah.
Azis Pane, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), mengatakan rendahnya nilai tukar rupiah terhadap kurs dolar AS membuat harga barang konsumsi semakin tinggi, banyak konsumen menekan anggaran belanja, termasuk untuk penggantian ban kendaraannya.
“Kondisi tersebut menyebabkan banyak orang menunda penggantian ban kendaraannya, kecuali mereka yang benar-benar membutuhkan untuk perjalanan jauh liburan akhir tahun,” ungkapnya, Senin (9/12/2013).
Menurutnya, penjualan ban nasional untuk kebutuhan penggantian atau replacement diperkirakan hanya naik tipis menjadi 1,12 juta unit pada November 2013, sedikit lebih tinggi dari realisasi bulan sebelumnya sebanyak 1,11 juta unit.
Dia menjelaskan pengusaha ban tetap berharap ada pertumbuhan penjualan di pasar domesitik, terutama dari kebutuhan penggantian ketika banyak pemilik mobil akan melakukan perjalanan liburan akhir tahun.
Dengan demikian, lanjutnya, total penjualan ban untuk kebutuhan penggantian hingga akhir tahun ini dapat melampaui pencapaian dalam setahun yang lalu mencapai 11,92 juta unit, kendati dibayang-bayangi lesunya daya beli konsumen.
Azis berharap pemerintah dapat memperketat pengawasan terhadap impor ban karena maraknya komoditas tersebut sangat merugikan bagi industri dalam negeri, terutama yang menyasar pangsa penggantian yang langsung menyentuh konsumen.