Bisnis.com, JAKARTA—Persaingan antara penjual mobil asal Jepang dan non Jepang memanas terutama dalam 3 bulan terakhir.
Pada Juli, produsen kuda hitam mencecap legitnya pertumbuhan penjualan lalu anjlok selama Agustus dan bangkit lagi pada September 2013.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat selama Januari – September 2013 penguasaan prinsipal asal Negeri Sakura di pasar otomotif mencapai 92,44% atau setara 840.737 unit.
Adapun prinsipal non Jepang sebesar 68.717 unit atau sekitar 7,56%.
Presiden Direktur PT Mazda Motor Indonesia Keizo Okue menilai walaupun produk Jepang selalu mendominasi pasar tapi sebaiknya ini tak disikapi dengan optimistis berlebihan.
“Prinsipal Jepang membukukan penjualan terbesar di sini tapi tak lantas jadi arogan dan terlalu bangga. Hal ini mesti disikapi dengan rendah hati,” kata kepada Bisnis.com, Kamis (3/10/2013).
Ada delapan merek mobil buatan Jepang yang beredar di dalam negeri yaitu Toyota, Daihatsu, Honda, Isuzu, Mazda, Mitsubishi, Nissan, dan Suzuki.
Tiga merek di antaranya bernaung di bawah bendera Grup Astra yaitu Toyota, Daihatsu dan Isuzu.
General Manager Public Relation PT Astra International Tbk., Yulian Warman berpendapat peluang pertumbuhan penjualan sampai akhir tahun tetap terbuka lebar.
“Indonesia yang rerata ekonominya sekitar seperlima China, minimal potensi pasar otomotif bisa sampai 3 juta per tahun,” tuturnya.
Selama 2 bulan ke depan Astra tetap yakin kinerja penjualannya terus tumbuh melampaui realisasi 2012 sebesar 605.101 unit mobil.
Pendorong utama adalah produk mobil murah ramah lingkungan, baik Daihatsu Ayla ataupun Toyota Agya.
Persaingan segmen baru tersebut bakal dimenangkan merek yang tak sekedar punya produk bagus.
Pertimbangan konsumen meliputi kualitas layanan purnajual serta seberapa tinggi nilai jual kembali mobil bersangkutan.
“Kami melihat pasar terbesar tetap di segmen low MPV. Agya dan Ayla belum besar. Karena berdasarkan riset kami orang masih lebih banyak mencari kendaraan keluarga,” kata Yulian.
Penjualan tertinggi industri otomotif terjadi pada Juli dan September masing-masing sebanyak 112.180 unit dan 117.096 unit.
Penurunan terbesar berlangsung pada Agustus 2013 lantaran hari kerja terpotong libur lebaran selama hampir 2 pekan.
Kinerja wholesales (penjualan dari pabrik ke diler)produsen Jepang turun 31,96% menjadi 70.638 unit pada Agustus dari 103.817 unit di Juli.
Memasuki September tumbuh sekitar 53,08% menjadi 108.135 unit. (ra)