Bisnis.com, JAKARTA—Berbicara soal komponen terpenting pada kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor, tidak akan luput dari rem. Mungkin semua orang akan setuju kalau perangkat satu ini adalah tumpuan utama bagi seluruh pengendara.
Jangan pernah ambil risiko mengendarai mobil atau motor dengan rem yang 'sakit.' Bukan cuma membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain di dalam kendaraan Anda, melainkan pula pengendara lain.
Itu diakui Oktavianus Purnama, 24, seorang karyawan swasta di Jakarta yang pernah mengalami rem blong. Bukan karena bantalan rem yang menipis ternyata disebabkan seal minyak rem bocor.
Kondisi tersebut tidak hanya membuat jepitan rem tidak pakem, tetapi sama sekali gagal berfungsi. "Seal bocor bahkan bisa menyebabkan rem mengunci sendiri. Saya alami yang rem blong karena seal minyak rem bocor," ucapnya.
Pria yang sehari-hari menempuh perjalanan lebih dari 18 kilometer menggunakan sepeda motor dari Tangerang ke Jakarta itu kini menjadi lebih cermat terhadap kesehatan rem.
Jika Anda sering berpergian menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya rajin memeriksa ketinggian minyak rem, misalnya sebulan sekali. Jika terlihat sudah di bawah batas minimum sebaiknya ditambah lagi hingga minyak rem mencapai level ideal.
Rem juga harus diganti ketika kampas menipis. Jika tidak, akan berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengereman mulai dari kurang pakem sampai blong. Kampas rem yang menipis bisa terdekteksi dengan munculnya gesekan antarbesi dudukan rem.
Dilansir Howstuffworks.com umumnya setiap prinsipal kendaraan memiliki indikator berbeda dalam menentukan batas minimum ketebalan kampas rem. Selain itu, pemerintah terkait biasanya juga membuat aturan mengenai safety riding.
Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (Kikko) M. Kosasih kepada Bisnis menyatakan awet tidaknya kampas rem dipengaruhi oleh teknik pengereman pengemudi. Dia pun menyarankan agar pemeriksaan hingga penggantian bantalan rem dilakukan secara rutin.
"Sebaiknya saat mau merem jangan langsung dari jarak dekat, sebaiknya dari jauh. Ketika sudah dekat maka pengereman harus lebih keras," imbuhnya. Sebab, ini dapat menyebabkan kampas rem cepat menipis atau justru menipis secara tidak rata.
Semestinya, tidak ada alasan bagi pemilik kendaraan untuk malas mengecek rem karena ini bisa dilakukan di bengkel biasa maupun oleh teknisi khusus.
"Pengecekan dan perawatan rem bisa dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan service rutin masing-masing kendaraan. Sejauh ini saja mengganti rem selama 2 tahun sekali," katanya.
Banyak yang berpikir ketika mendengar derit saat menginjak pedal rem mengindikasikan rem dalam kondisi kurang baik. Konsep ini tidak sepenuhnya benar padahal suara cicit rem bisa terjadi karena banyak hal, seperti kelembaban bantalan rem, cakram, serta sepatu rem.
"Kalau saya biasanya servis rutin, termasuk memeriksa rem, setiap mobil mencapai 10.000 kilometer. Biasanya ke bengkel resmi sekalian mengganti minyak rem," ucap Kosasih.
Ketika decitan rem disebabkan gesekan antarlogam dudukan kampas harus segera diatasi karena lambat laun bisa merusak keseluruhan sistem pengereman. Ketika perbaikan terlambat, biayanya akan lebih mahal berkali lipat dari seharusnya.
Benda yang perlu diperhatikan pula adalah pedal rem. Anda harus memeriksa lebih lanjut kalau pedal rem terasa sangat keras atau terlalu lembek, letaknya terlalu rendah atau sebaliknya. Perhatikan pula sumber suara gesekan logam secara konstan yang datang dari rem.