Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Usaha Otomotif Kaji Revisi Harga dan Produksi

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri otomotif bersikap wait and see terhadap perkembangan ekonomi Indonesia kendati situasinya sudah mendesak untuk menaikkan harga jual dan mengoreksi target penjualan yang diperkirakan melorot pada 6 bulan kedua tahun

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri otomotif bersikap wait and see terhadap perkembangan ekonomi Indonesia kendati situasinya sudah mendesak untuk menaikkan harga jual dan mengoreksi target penjualan yang diperkirakan melorot pada 6 bulan kedua tahun ini.

Proyeksi penjualan mobil turun pada semester II/2013 di bawah pencapaian periode sebelumnya 601.952 unit. Hal ini disebabkan dampak dari tekanan ekonomi yang dipicu laju inflasi, pelemahan kurs rupiah yang menembus Rp11.000 per dolar AS, dan penaikan BI Rate menjadi 6,5%.

Endro Nugroho, Sales Director Suzuki Indomobil Sales, agen tunggal pemegang merek Suzuki, mengatakan semua pengusaha otomotif berkonsolidasi untuk menghitung ulang kemampuannya menghadapi situasi ekonomi terkini tanpa kenaikan harga dan mengoreksi target penjualan.

"Pengusaha bersikap wait and see sambil meraba-raba apakah gejolak rupiah sudah mencapai angka tertinggi atau masih bergejolak, karena kondisi itu agak merepotkan kami untuk membuat perencanaan penjualan yang bagus," katanya di Jakarta, Minggu (25/8/2013).

Menurutnya, pengusaha otomotif masih memantau perkembangan ekonomi yang terkait dengan faktor nilai tukar rupiah, dampak penaikan BI Rate, dan tingkat inflasi, serta paket kebijakan ekonomi dari pemerintah untuk menjadi acuan penetapan berapa dan kapan harga naik.

Dia menjelaskan, menghitung harga wajar untuk kendaraan tidak sesederhana produk elektronik, karena harus mempertimbangkan biaya yang harus ditanggung konsumen mengingat sebagian besar atau sekitar 75% membeli mobil secara kredit. 

Hampir seluruh perusahaan leasing mengisyaratkan rencana penaikan suku bunga kredit pembelian kendaraan mulai 1 September 2013 setelah beberapa di antara lembaga keuangan tersebut menaikkan bunga sekitar 0,2%-0,5%.

"Kami harus mempertimbangkan secara cermat faktor yang membebani konsumen yaitu harga jual mobil dan interest rate lease atau bunga kredit, yang akan berdampak langsung terhadap biaya yang ditanggung konsumen," ujarnya. 

Dia mengakatan kebijakan ekonomi terbaru yang dicanangkan pemerintah untuk memperkuat nilai rupiah, sebisa mungkin menahan laju inflasi dan mengurangi neraca defisit anggaran pemerintah sehingga berimbas positif bagi penjualan mobil dalam negeri. 

Target penjualan sesuai proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) sebanyak 1,1 juta-1,2 juta unit dapat dicapai hingga akhir tahun. Jika penjualan semester II lebih rendah dari pencapaian periode sebelumnya maka target yang lebih realistis sebanyak 1,1 juta unit.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurudin Abdullah
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper