Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Agya Diproduksi Sebelum September 2013

Bisnis.com, JAKARTA PT Toyota Astra Motor (TAM), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota di Indonesia, akan mulai memproduksi produk mobil hemat energi dan ramah lingkungan Agya sebelum September 2103.

Bisnis.com, JAKARTA PT Toyota Astra Motor (TAM), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota di Indonesia, akan mulai memproduksi produk mobil hemat energi dan ramah lingkungan Agya sebelum September 2103.

Presiden Direktur TAM Jhonny Darmawan menerangkan kepastian produksi itu setelah pemerintah menerbitkan petunjuk teknis program low cost green car yang dinantikan ATPM.

“Selama ini pihak TAM sudah siap untuk memproduksi Agya sebagai bagian dari program mobil murah dan hemat energi. Namun produksinya belum bisa dilakukan karena belum ada juknis program itu,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (31/7/2013).

Namun, ungkapnya, jika Pemerintah telah selesai menggodok juknis maka dalam 1 bulan setelah ada ketetapan jelas maka TAM akan langsung meluncurkan Agya ke masyarakat umum.

Hingga saat ini, dua pemain besar yakni Toyota dan Daihatsu telah siap meluncurkan produk andalan mobil murah dan hemat energinya Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Bahkan kedua produk tersebut sudah mematok target dari 3.000 ­ 5000 unit dalam produksi sebelumnya.

Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra menerangkan kepastian keluarnya juknis LCGC dari Pemerintah belum di dengarnya. Dia menyatakan Daihatsu sudah siap untuk memproduksi Ayla.

“Kami belum tahu dan masih menunggu juknis resminya,” ujar Amelia.

Perlu Di Kaji Lagi

Direktur Eksekutif Indonesia Effort for Environment (KPBB) Ahmad Safrudin menerangkan program LCGC perlu dipertimbangkan lagi karena akan berdampak buruk pada kemacetan lalu lintas.

“Pemerintah mengambil kebijakan untuk kepentingan industri otomotif, serta negara asal pabrikan otomotif. Kebijakan ini jelas sangat disetir oleh kalangan industri. LCGC juga merupakan  lobi dari industri otomotif  yang kebanyakan dari Jepang,” ungkapnya kepada Bisnis.

Menurut dia, seharusnya pemerintah terlebih dulu memperbaiki sistem transportasi khususnya Jakarta, baru memperjuangkan kepentingan industri mengembangkan LCGC. Kenyataanya, pemerintah mengabaikan masalah kemacetan dan malah memicu pembelian mobil.

Pemasaran LCGC akan mempercepat kemacetan total di Jakarta pada 2014. Jumlah kendaraan di Jabodetabek  yang  beroperasi di Jakarta mencapai 38,7 juta unit, terdiri dari 26,1 juta unit sepeda motor, 5,3 juta unit mobil, 1,3 juta unit bus, dan 6,1 juta unit.

“Beban devisa karena harus mengimpor minyak pun semakin besar. Ketersediaan minyak dalam negeri masih kurang dan kini diperparah dengan makin banyaknya konsumsi BBM oleh mobil-mobil dengan harga murah yang sangat diminati masyarakat,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper