Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ban Mobil Kuartal I/2013 Menipis 5,2%

BISNIS.COM, JAKARTA—Pertumbuhan pasar otomotif di dalam negeri belum mampu menyelamatkan industri ban nasional dari keterpurukan, mengingat secara total penjualan ban Indonesia turun 5,2% pada kuartal I/2013.

BISNIS.COM, JAKARTA—Pertumbuhan pasar otomotif di dalam negeri belum mampu menyelamatkan industri ban nasional dari keterpurukan, mengingat secara total penjualan ban Indonesia turun 5,2% pada kuartal I/2013.

 

Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) mencatat total penjualan ban untuk kendaraan roda empat pada periode Januari-Maret tahun ini sebanyak 11,85 juta unit, minus 5,2% dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu 12,49 juta unit.

 

Penurunan penjualan ban nasional terjadi peningkatan penjualan di pasar domestik sebesar 11,7%, belum mampu mengompensasi penurunan ekspor yang minus 14,1%.

 

Lebih rinci dijelaskan APBI, meningkatnya pasokan ban ke pabrik otomotif dan aktivitas penggantian ban oleh konsumen menjadi motor penjualan mobil di dalam negeri.

Pada kuartal I/2013, jumlah ban mobil yang dipasok ke pabrik otomotif mencapai 1,43 juta unit atau tumbuh 8,7%. Sementara itu, penjualan ban mobil dalam rangka penggantian oleh konsumen tercatat sebanyak 3,2 juta unit atau menignkat 15,5%.

 

 

Ketua APBI Azis Pane menilai aktivitas pembelian mobil yang meningkat pada kuartal I memicu pertumbuhan penjualan ban kendaraan roda empat. Namun, agresifitas pembelian mobil tersebut karena didasari pada kekhawatiran pasar otomotif akan lesu di masa mendatang.

 

“Oleh karena itu mereka membeli kendaraan sekarang karena berpikir akan ada gejolak di masa mendatang, pasar otomotif [nasional] akan turun,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (22/4).

 

Sementara itu di tingkat global, lanjut Azis, krisis Eropa diragukan bisa selesai cepat sehingga diprediksi ekspor ban mobil akan semakin terjerembab. Terlebih, penerapan sistem preferensi umum (GSP) di Amerika Serikat akan berakhir pada bulan depan, sehingga dapat memperparah kinerja ekspor.

 

“Saya pesimis akan masa depan ekspor ban. Itu akan tergantung juga dengan kebijakan GSP Amerika Serikat. Kalau fasilitas yang kami minta keluar pada Mei, maka dampaknya bisa positif karena ekspor ke sana itu rata-rata setahun US$300 juta atau 30% total ekpor,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agust Supriadi
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper