Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI DAIHATSU: Alokasi R&D Capai Rp1,1 Triliun

BISNIS.COM,JAKARTA -- PT Astra Daihatsu Motor mengucurkan dana Rp1,1 triliun dalam dua tahap untuk pengembangan pusat penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D) guna mendorong peningkatan alih teknologi dan produksi.Rencana tersebut

BISNIS.COM,JAKARTA -- PT Astra Daihatsu Motor mengucurkan dana Rp1,1 triliun dalam dua tahap untuk pengembangan pusat penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D) guna mendorong peningkatan alih teknologi dan produksi.

Rencana tersebut merupakan bagian dari eskpansi Daihatsu di Tanah Air dengan meresmikan fasilitas produksi baru dan pusat penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D) tahap pertama di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat, senilai Rp600 miliar.

"Pembangunan pabrik baru ini menelan dana investasi lebih dari Rp 2,1 triliun. Yakni, sejak pemancangan tiang pertama pada 27 Mei 2011,” Sudirman M.R., Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor, Senin (22/4).

Sudirman menjelaskan pabrik baru tersebut  memiliki kapasitas produksi 120.000 unit per tahun, sehingga meningkatkan kapasitas produksi total Daihatsu di Indonesia menjadi 460.000 unit per tahun dari saat ini sebanyak 340.000 unit per tahun.

Fasilitas produksi seluas 7 hektare tersebut, lanjutnya, didirikan di atas lahan seluas 94 hektare yang dilengkapi dengan unit produksi mobil, mulai dari stamping, welding, painting, hingga assembling.

Adapun, tutur Sudirman, pusat R&D dilengkapi dengan R&D styling building, design experiment building, dan track course awal sepanjang 1 km untuk pengujian kendaraan.

“Produk pabrik ini diharapkan bisa memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor, baik untuk merek Daihatsu maupun Toyota," tuturnya.

Pabrik baru tersebut, ungkapnya, merupakan unit produksi Daihatsu yang kelima setelah Sunter Press Plant yang diresmikan pada Mei 1978, Karawang Casting Plant (1997), Sunter Assembly Plant (1998), dan Karawang Engine Plant (2006).

Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran Astra Daihatsu Motor, menuturkan penambahan investasi R&D tahap kedua dengan nilai sekitar Rp500 miliar yang akan mulai dibangun pada tahun ini.

"Selanjutnya akan ada bangunan untuk engineering center dan lintasan test track dengan panjang mencapai 2,8 km. Jadi, totalnya sekitar Rp1,1 triliun. Mudah-mudahan selesai awal 2014," ungkapnya.

Fasilitas produksi tersebut, lanjutnya, dapat menyerap 1.700 karyawan baru sehingga total karyawan Daihatsu menjadi 10.790 orang dan melibatkan 165 perusahaan pemasok komponen lapis pertama dan 850 perusahaan  lapis kedua, dengan total tenaga kerja yang dilibatkan sekitar 700 ribu orang.

Sudirman mengungkapkan fasilitas produksi di Indonesia akan terus dikembangkan dalam beberapa tahun ke depan sehingga menjadi basis produksi terbesar Daihatsu selain di Jepang.

"Pabrik baru Daihatsu ini disesuaikan dengan kondisi Indonesia dan menjadi pabrik mobil yang ideal sebagai salah satu aset nasional kebanggan Indonesia," katanya.

Wakil Presiden RI Boediono, yang hadir untuk meresmikan fasilitas produksi tersebut, mengapresiasi pembangunan tersebut karena dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Dia mengungkapkan Daihatsu mengambil keputusan tepat untuk memilih Indonesia sebagai basis produksi terbesar setelah Jepang karena pasar otomotif nasional masih sangat potensial.

"Saya apresiasi pembangunan ini. Banyak yang berencana dan memberikan janji [investasi] yang tidak ada ujung pangkal. Saya senang Daihatsu menepati janjinya," ungkapnya.

Dia mengingatkan masalah transfer teknologi merupakan bagian yang terpenting dari pembangunan fasilitas produksi dan R&D, terutama untuk teknologi ramah lingkungan.

Terkait pengembangan low cost and green car (LCGC), pemerintah serius dalam menggarap program tersebut karena dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional.

"Potensi pasarnya sangat besar, baik di dalam negeri maupun negara berkembang," tuturnya.

Dia menuturkan pengembangan produk mobil hijau tersebut dapat membuka peluang industri otomotif nasional untuk menggarap segmen tersebut di negara lain, terutama di negara berkembang seperti di kawasan Asean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper