BISNIS.COM, JAKARTA-Kebijakan prinsipal industri otomotif menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, merupakan peluang bisnis bagi produsen ban, suku cadang, dan komponen lainnya di dalam negeri, walaupun dukungan bahah bakunya masih lemah.
Azis Pane, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI), mengatakan sebagai basis produksi kendaraan, permintaan terhadap ban, suku cadang berbahan karet, maupun komponen otomotif lainnya, diharapkan akan terus meningkat sesuai dengan pertumbuhan kapasitas pabriknya.
"Kami berharap, dipilihnya Indonesia sebagai basis produksi industri otomotif, permintaan ban, suku cadang, maupun komponen lain juga akan meningkat," katanya di Jakarta, Senin (22/4/2013).
Menurutnya, cukup beralasan jika prinsipal industri otomotif memilih Indonesia sebagai basis produksi, yang selama ini menjadi pasar produknya, karena paling potensial dan terbesar volumenya di kawasan Asean.
Potensi pasar tersebut, imbuhnya, cenderung terus meningkat seiring dengan perkembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di sejumlah daerah di luar Pulau Jawa, yang diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang semakin baik.
Dia menjelaskan pertumbuhan industri otomotof tersebut bagi produsen ban nasional merupakan keuntungan tersendiri di saat pasar eksportnya turun sekitar 14% akibat dampak dari krisis keuangan yang berkepanjangan di kawasan Eropa dan sekitarnya.
"Kami berharap peluang pasar ban di dalam negeri yang tumbuh sekarang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh produsen dalam negeri, dan tidak hanya dimasuki ban impor, antara lain dari China dan India," tegasnya.
Sementara itu Soehari Sargo, analis industri otomotif, mengatakan masuknya investasi secara besar-besaran di bidang industri otomotif dengan menjadikan Indonesia sebagai basis produsksi, hendaknya dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi kesejahteraan rakyat.
Pertumbuhan industri otomotif tersebut, lanjutnya, harus mengakar secara luas dengan melibatkan industri dalam negeri, terutama dari kalangan usaha skala kecil dan menengah, yang memproduksi komponen yang dibutuhkan industri tersebut.
"Untuk itu pemerintah hendaknya mendukung industri dalam negeri penyedia komponen kendaraan dengan menjamin ketersediaan bahan bakunya antara lain berupa lembaran baja dan alumunium," tegasnya.
Dia mengatakan selama ini bahan baku berupa lembaran baja dan alumunium masih diimpor sehingga pelaku industri lokal harus membayar lebih mahal. Padahal, lanjutnya, pemerintah dapat mendorong industri baja dan alumunium dalam negeri untuk memproduksinya.
M. Kosasih, Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif, menyatakan dukungannya kebijakan indutri ototmotif dan agen tunggal pemegang merek yang akan meningkatkan kandungan lokal komponen pada produknya secara bertahap menjadi sekitar 80%.
"Kami harapkan pemerintah merespon komitmen industri otomotif terkait kandungan lokal pada produknya, dengan suatu kesepakatan bersama yang mengikat sehingga dapat memberikan kepastian bagi industri komponen dalam negeri untuk memanfaatkan peluang bisnis itu," tegasnya.