Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segmen Baru Bakal Tarik Investasi

Pemerintah diminta untuk melakukan improvisasi guna memancing masuknya investasi asing di sektor kendaraan bermotor. Sebab untuk saat ini, bisa dikatakan investasi yang masuk untuk sektor kendaraan bermotor masih stagnan.
Mobil listrik PLN melintas di kawasan Museum Listrik dan Energi Baru PLN, TMII, Jakarta Timur, Selasa (24/2). Mobil listrik dari PLN yang bernama Evina ini merupakan produksi dalam negeri pada tahun 2013 dengan menggunakan sistem transmisi otomatis (matic) dengan jarak tempuh 165 km untuk sekali mengisi baterai (charging). /Bisnis.com
Mobil listrik PLN melintas di kawasan Museum Listrik dan Energi Baru PLN, TMII, Jakarta Timur, Selasa (24/2). Mobil listrik dari PLN yang bernama Evina ini merupakan produksi dalam negeri pada tahun 2013 dengan menggunakan sistem transmisi otomatis (matic) dengan jarak tempuh 165 km untuk sekali mengisi baterai (charging). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta untuk melakukan improvisasi guna memancing masuknya investasi asing di sektor kendaraan bermotor. Sebab untuk saat ini, bisa dikatakan investasi yang masuk untuk sektor kendaraan bermotor masih stagnan.

General Manager Marketing Strategy and Communication Division PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin menilai, ada dua faktor yang mempengaruhi realisasi investasi asing, yakni demand dan supply.

"Pasar bisa diperbesar apabila ada stimulus segmen baru. Segmen ini dibentuk karena peran pemerintah misalnya dengan memberi insentif. Dengan adanya segmen baru pabrikan bisa tergerak untuk menambah investasi. Itu dari sisi supply," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (3/5/2017).

Menurutnya, masih banyak segmen yang perlu dikembangkan oleh pemerintah untuk menarik minat investor. Antara lain kendaraan bermesin hybrid, mobil listrik, atau pengembangan kendaraan pikap kabin ganda. Pasar ketiga jenis mobil ini masih sangat minim.

Adapun dari sisi demand, menurutnya, sangat tergantung pada kondisi ekonomi. Jika ekonomi terus membaik maka tingkat permintaan juga akan naik, yang pada akhirnya juga bisa mendorong pihak prinsipal untuk menambah investasinya.

Namun, dia mengingatkan jika hanya mengandalkan sisi demand tanpa adanya intervensi kebijakan dari pemerintah untuk mengembangkan segmen baru, maka pasar masih akan dipenuhi oleh segmen lama, yakni low multipurpose vehicle (LMPV) dan low cost green car (LCGC).

"Kalau potensi Indonesia untuk menambah investasi masih sangat besar. Rasio kepemilikan mobil juga masih minim, yakni 80 per 1.000 orang," ujarnya.

President and CEO Mitsubishi Motors Corp Osamu Masuko sebelumnya mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi negara potensial untuk dimasuki oleh investor otomotif. Apalagi, pasar domestik Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.

"Yang menjadi kelemahan Indonesia hanyalah soal infrastruktur yang masih terbelakang. Perlu ada pengembangan terutama di sektor angkutan publik, jalan raya, pelabuhan, dan bandara," kata dia.

Di sisi lain, pemerintah akan terus mendorong sektor otomotif untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan negara. Pemerintah menargetkan produksi kendaraan roda empat dan lebih bisa mencapai 2,5 juta unit pada 2020.

Mengutip data Kementerian Perindustrian, pada tahun lalu kontribusi subsektor industri alat angkutan termasuk otomotif terhadap PDB sektor industri nonmigas mencapai 10,47%. Ini menjadi subsektor ketiga terbesar setelah industri makanan dan minuman (32,84%) dan industri barang logam, komputer, elektronik, optik, dan perangkat lunak (10,71%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper