Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEPEDA MOTOR: Produk Baru Belum Mampu Genjot Pasar

Pelaku usaha di industri sepeda motor meluncurkan banyak produk baru untuk menggenjot pasar tahun ini, akan tetapi hingga kuartal I/2015 hasil stimulus tersebut masih jauh panggang dari api.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTAPelaku usaha di industri sepeda motor meluncurkan banyak produk baru untuk menggenjot pasar tahun ini, akan tetapi hingga kuartal I/2015 hasil stimulus tersebut masih jauh panggang dari api.

Penguasa pasar sepeda motor, Honda, sejak akhir tahun lalu setidaknya sudah meluncurkan Beat series terbaru dan Vario terbaru di segmen skuter matik (skutik) untuk mengatrol angka penjualan tahun ini.

Dari informasi yang Bisnis himpun, bahkan Honda akan meluncurkan 14 sepeda motor baru termasuk motor gede tahun ini.

Sedangkan kontributor penjualan sepeda motor kedua terbanyak yaitu Yamaha, sejak akhir tahun lalu sudah mengeluarkan setidaknya empat produk baru untuk menggenjot pasar tahun ini.

Produk baru tersebut adalah Mio M3 125, NMax 155 cc, Mio Soul GT 125 di segmen skuter matik atau skutik, dan Jupiter MX King 150 di segmen bebek atau underbone.

Demikian pula dengan merek Kawasaki. Pabrikan yang kental dengan stigma pemasok sepeda motor sport itu hingga Maret lalu sudah meluncurkan empat model baru dan semuanya di atas 250 cc.

Tak ketinggalan juga Suzuki, yang sejak akhir tahun lalu meluncurkan lebih dari dua jenis motor gede. Selain itu Suzuki pun meluncurkan Address, yang diharapkan dapat meraih lebih banyak penjualan di pasar skutik.

Di sisi lain, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat, meski dibanjiri dengan produk baru sejak akhir tahun lalu total penjualan kuartal I/2015 hanya mencapai 1,646 juta unit.

Jumlah tersebut menurun sekitar 17,3% dari capaian periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,990 juta unit.

Di lihat per merek, Honda pada kuartal pertama tahun ini hanya membukukan penjualan 1,094 juta unit, sedangkan periode yang sama tahun lalu 1,254 juta unit.

Yamaha tiga bulan pertama tahun ini mencatatkan penjualan 464.469 unit lebih kecil jika dibandingkan kurun waktu yang sama pada tahun lalu yang mencapai 617.331 unit.

Penurunan dialami pula oleh Suzuki yang kuartal pertama tahun ini hanya membukukan 36.086 unit. Sedangkan kuartal pertama tahun lalu penjualannya mencapai 83.074 unit.

Akan tetapi nasib lebih mujur menghinggapi Kawasaki yang penjualannya pada kuartal I/2015 berbanding terbalik dengan total pasar.

Kawasaki membukukan penjualan sebanyak 45.739 unit naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya 31.261 unit.

Pun demikian dengan pabrikan asal India, TVS. Meski tidak terdengar kabar meluncurkan produk baru, kuartal I/2015 penjualannya mencapai 5.321 unit, naik sedikit dari kuartal pertama tahun lalu sebanyak 4.047 unit.

Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, produk baru hanya salah satu rangsangan untuk mengatrol penjualan.

Selain itu, faktor utama adalah daya serap pasar terhadap produk yang ditawarkan agen pemegang merek (APM).

Saat ekonomi melambat seperti saat ini dikarenakan rupiah yang terdepresiasi, inflasi yang tinggi akibat harga kebutuhan pokok yang melonjak, sebagian masyarakat menunda pembelian kendaraan bermotor yang memang merupakan kebutuhan sekunder.

“Dengan stimulus produk baru mudah-mudahan dapat meningkatkan penjualan. Tapi di satu sisi akan tergantung pada daya serap pasar,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/4)

Dia menilai di awal tahun ini tidak ada momen spesial untuk meningkatkan penjualan. Pasar akan kembali meningkat saat ekonomi stabil, atau jika ada momen khusus macam Lebaran.

Sigit menambahkan, selalu ada harapan ekonomi kembali pulih pada semester II/2015. Di mana program pemerintah dalam pembangunan sektor rill dan perbaikan ekonomi makro implementasinya dapat dirasakan dan dapat kembali mengangkat daya beli masyarakat.

Menurut Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra Tanadhi, produk baru tak menggenjot pasar karena sebagian besar adalah low segmen.

Saat pelambatan ekonomi terjadi, masyarakat menengah ke bawah sebagai pasar low segmen yang paling terdampak.

Dia mengklaim, produk Kawasaki yang sebagian besar adalah sepeda motor segmen sport cenderung diminati kelas ekonomi menengah ke atas. Sehingga penjualan Kawasaki tidak ikut merosot.

“Karena produk barunya low segmen yang saat pelambatan ekonomi pasarnya kena banget,” ujarnya.

Senada dengan Sigit dan Michael, Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Mohammad Masykur mengatakan, saat kondisi ekonomi tidak stabil stimulus produk baru dan skema diskon tidak akan terlalu berjalan efektif.

“Karena hal tersebut bukan satu-satunya cara mendongkrak pasar. Kondisi ekonomi masyarakat pun harus diperhitungkan,” ujarnya.

Meski demikian, dari informasi yang dirangkum Bisnis, baik Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki sepanjang tahun ini masih akan meluncurkan produk baru untuk mendorong pertumbuhan penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper