Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suzuki Blak-blakan Penyebab Mobil Hybrid Kalah Saing dari BEV

Suzuki mengungkapkan penyebab mobil hybrid kalah saing dari mobil listrik berbasis baterai (BEV).
Suzuki All New Ertiga Hybrid. /SIS
Suzuki All New Ertiga Hybrid. /SIS

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen otomotif asal Jepang, Suzuki blak-blakan terkait penyebab penjualan mobil hibrida (hybrid electric vehicle/HEV) kalah saing dibandingkan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dalam 2 bulan beruntun periode Februari-Maret 2025.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil hybrid pada Maret 2025 sebanyak 5.136 unit. Angka itu naik 11,91% dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 4.589 unit.

Meskipun mengalami kenaikan, penjualan mobil hybrid kalah unggul dibandingkan mobil BEV pada Maret 2025 yang tembus 8.835 unit. Angka itu melesat 70,46% secara bulanan, dibandingkan Februari 2025 sebanyak 5.183 unit.

Adapun, sejauh ini produsen otomotif yang menjadi 'pemain besar' di segmen mobil hybrid di Indonesia yakni hanya Suzuki dan Toyota.

Deputy Managing Director of 4W Sales & Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan, salah satu penyebabnya yakni jumlah pabrikan mobil yang bermain di segmen HEV tidak sebanding dengan jumlah merek BEV di pasar Indonesia.

Apalagi, lanjutnya, sejauh ini hanya ada sekitar empat model mobil hybrid yang masuk dalam program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) oleh pemerintah dan memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif PPnBM ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 3% pada 2025.

“Ini akan jauh berbeda kalau dibandingkan dengan model yang ditawarkan di BEV. Dengan jumlah merek dan model yang masuk, serta jumlah varian yang ada, tentunya ini akan berkontribusi terhadap kuantitas yang ada di market,” jelas Donny dikutip Jumat (25/4/2025).

Menurutnya, ada tiga hal yang memengaruhi penjualan mobil di Indonesia, yakni kondisi ekonomi, regulasi pemerintah, dan model mobil yang ditawarkan oleh produsen.

“Nah, kalau kondisi dan regulasi, saat ini regulasi untuk hybrid dan BEV kan memang sudah ada disparitas. Lalu, jumlah model yang ditawarkan antara BEV dan hybrid ini kan juga ada disparitas,” katanya.

Sebagai perbandingan, mengacu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025 (PMK 12/2025), pemerintah memberikan insentif PPN DTP 10% untuk mobil listrik BEV yang diproduksi di dalam negeri (completely knocked down/CKD) dengan syarat minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40%. 

Selain PPN DTP 10%, pemerintah membebaskan bea masuk dan PPnBM untuk impor utuh (completely built up/CBU) BEV bagi produsen yang berkomitmen membangun pabrik di Indonesia seperti BYD, Aion, dan merek asal Prancis, Citroen.

Kendati demikian, Suzuki melihat teknologi hybrid sebagai tahap awal untuk melakukan pengenalan terhadap masyarakat Indonesia, sebagai transisi dari mobil berbahan bakar konvensional (internal combustion engine/ICE).

Menurut Donny, dari segi operasional, cara perawatan dan biaya maintenance mobil ICE dan hybrid tidak jauh berbeda. Selain itu, dari segi harga jual juga relatif terjangkau.

Alhasil, Suzuki menekankan bahwa perseroan akan mengedepankan strategi multi-pathway dengan berbagai segmen kendaraan, termasuk elektrifikasi, flexy engine, hingga mobil hidrogen.

“Jadi ini adalah strategi kami yang lebih ke arah multi-pathway tidak hanya fokus ke ICE dan elektrik akan tetapi juga flexy engine dan lain sebagainya. Termasuk hidrogen juga masuk ke dalam ranah pengembangan kami,” pungkasnya.

Adapun, saat ini, Suzuki memiliki dua model hibrida yakni XL7 Hybrid yang terjual 1.202 unit pada Maret 2025, disusul Suzuki Ertiga Hybrid 190 unit. Keduanya dirakit lokal di pabrik Cikarang, Jawa Barat dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 70%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper