Bisnis.com, JAKARTA - Aksi premanisme berkedok organisasi kemasyarakatan (ormas) yang mengganggu pembangunan pabrik kendaraan listrik milik VinFast di Subang, Jawa Barat turut mendapatkan atensi dari prinsipal asal Vietnam.
Chief Executive Officer (CEO) of VinFast Asia, Pham Sanh Chau mengatakan, sejak seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Juli 2024, pembangunan pabrik VinFast di Subang masih berjalan sesuai rencana.
"Saat ini, proyek telah memasuki tahap pembangunan workshop utama. VinFast tengah mempercepat penyelesaian infrastruktur pabrik, serta menyiapkan pemasangan peralatan dan jalur perakitan," ujar Pham Sanh Chau kepada Bisnis, dikutip Jumat (25/4/2025).
Lebih lanjut dia mengatakan, pabrik VinFast di Subang itu ditargetkan mulai beroperasi pada 2025 sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan.
Alhasil, meskipun terdapat isu pungutan liar (pungli) dari premanisme ormas, dia memastikan saat ini pembangunan pabrik VinFast di Subang berjalan normal dan sesuai jadwal.
Pihak VinFast pun berupaya untuk mematuhi regulasi di pemerintahan Jawa Barat, serta konsisten untuk melibatkan masyarakat sekitar selama pembangunan pabrik kendaraan listrik.
Baca Juga
"Sepanjang proses konstruksi, VinFast telah sepenuhnya mematuhi peraturan hukum yang berlaku di wilayah setempat serta secara konsisten memenuhi kewajiban terhadap masyarakat sekitar," pungkasnya.
Sebagai informasi, pabrik pertama VinFast di Indonesia ini berdiri di atas lahan seluas 170 hektare dengan investasi awal sekitar US$200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun.
Kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 50.000 unit mobil listrik per tahun. Fasilitas perakitan ini juga mencakup beberapa area produksi utama seperti Body Shop, General Assembly Shop, Paint Shop dan area pengujian, dan lain-lain.
Adapun, fasilitas perakitan ini diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal IV/2025 dengan memproduksi mobil listrik VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7 untuk pasar Indonesia.
Tanggapan Periklindo
Sebelumnya, Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) juga turut menanggapi soal adanya aksi premanisme berkedok ormas yang mengusik investasi asing di Indonesia, khususnya di pabrik kendaraan listrik.
Ketua Umum Periklindo, Moeldoko mengatakan, selain di pabrik mobil listrik asal China BYD, aksi premanisme ormas itu juga mengusik pembangunan pabrik mobil asal Vietnam yakni VinFast.
"Saya pernah mendapat laporan, seperti VinFast juga pernah melaporkan ada gangguan-gangguan, namun saya sudah bantu untuk komunikasikan ke wilayah setempat," ujar Moeldoko di Jakarta, dikutip Rabu (23/4/2025).
Alhasil, Moeldoko menegaskan, seluruh pihak perlu menjaga iklim investasi tetap kondusif bagi investor yang telah menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kami mengimbau supaya di tengah situasi iklim dunia usaha yang perlu perhatian, maka semua masyarakat Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang baik, jangan sampai pengangguran makin banyak," pungkasnya.