Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Mobil di Thailand Ambles 24% pada Januari 2025

Produksi mobil di Thailand mengalami penurunan 24% pada Januari 2025. Terjadi pelemahan produksi 18 bulan berturut-turut.
Ilustrasi produksi mobil. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Ilustrasi produksi mobil. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Produksi mobil di Thailand tercatat hanya mencapai 107.103 unit pada Januari 2025. Angka tersebut ambles 24,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan keterangan Federasi Industri Thailand (FTI), penurunan angka produksi itu dipicu lemahnya penjualan mobil dalam negeri dan kinerja ekspor kendaraan ke berbagai negara.

Sebagai pusat manufaktur otomotif terbesar di Asia Tenggara dan basis ekspor bagi produsen global seperti Toyota dan Honda, tentu saja penurunan produksi ini mengejutkan bagi banyak pihak.

"Saya sangat terkejut. Jumlah produksi sangat rendah," ujar Juru Bicara Divisi Industri Otomotif Federasi Industri Thailand Surapong Paisitpattanapong, mengutip Reuters, Senin (24/2/2025).

Adapun, penurunan produksi mobil di Thailand lebih tajam dibandingkan penurunan 17,37% pada Desember 2024, dan mencatat pelemahan produksi selama 18 bulan berturut-turut.

Di lain sisi, penjualan mobil domestik di Thailand susut 12,26% pada Januari menjadi 48.092 unit. Capaian itu melanjutkan tren negatif setelah anjlok 20,94% pada Desember. Kondisi ini diperparah oleh kebijakan pengetatan kredit kendaraan akibat tingginya utang rumah tangga.

Di sisi lain, ekspor mobil Thailand merosot 28,13% menjadi 62.321 unit, atau angka terendah dalam 33 bulan terakhir. Persaingan ketat dari produsen mobil asal China memperburuk situasi ini, jauh lebih dalam dibandingkan penurunan 15,46% yang terjadi bulan sebelumnya.

Beberapa negara yang menjadi tujuan utama ekspor mobil Thailand sepanjang 2024 lalu yakni Australia, Filipina, dan Jepang.

Alhasil, Federasi Industri Thailand berencana memantau kebijakan pemerintah yang bertujuan meringankan aturan pinjaman kendaraan, sekaligus mencermati kebijakan tarif mobil Amerika Serikat.

Pada awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa tarif mobil kemungkinan mulai berlaku pada 2 April 2025, yang dapat berdampak pada pasar ekspor Thailand.

Meski tantangan semakin berat, pelaku industri berharap dukungan kebijakan yang tepat bisa membantu mengangkat kembali performa sektor otomotif Thailand ke level yang lebih stabil dan kompetitif di pasar global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper