Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketum AEML Pandu Sjahrir Ungkap Strategi Genjot Ekosistem EV

Ketua Umum AEML Pandu Sjahrir mengungkapkan strategi menggenjot ekosistem EV
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), Pandu Sjahrir membeberkan strategi untuk memperkuat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

Menurutnya, pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia meningkat signifikan setiap tahunnya. Pada 2023, jumlah kendaraan listrik di Indonesia mencapai 116.000 unit, melonjak 179% dari tahun sebelumnya. 

"Tren ini berlanjut di 2024 dengan penambahan 91.000 unit, sehingga total populasi kendaraan listrik saat ini sekitar 207.000 unit. Angka ini menunjukkan potensi besar bagi industri kendaraan listrik, baik mobil, motor, bus, maupun truk listrik,” ujar Pandu di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Kendati demikian, menurutnya masih banyak tantangan dalam mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya adalah membangun kepercayaan masyarakat dan lembaga pembiayaan terhadap berbagai merek kendaraan listrik yang terus bermunculan. 

Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat jangka panjang dari kendaraan listrik, termasuk penghematan biaya operasional dan kontribusi terhadap lingkungan, menjadi faktor penting dalam mendorong adopsi EV lebih luas. 

“AEML berkomitmen untuk memberikan suara kepada para anggotanya serta membangun kemitraan strategis guna memperkuat rantai nilai domestik dan mendorong kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan,” jelas Pandu. 

Oleh sebab itu, menurutnya, AEML akan mengidentifikasi dan menyampaikan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik. 

"Kami mengajak seluruh anggota untuk secara aktif menyampaikan apabila ada permasalahan terkait ekosistem EV, agar kita dapat mencari solusi bersama. Dengan demikian, AEML dapat menjadi wadah yang efektif dalam mengatasi kendala yang ada dan mendorong perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia," jelasnya. 

Dalam jangka pendek, Pandu mengatakan AEML akan berperan aktif dalam menyusun berbagai usulan kebijakan insentif dan disinsentif untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik. 

Mengacu data Gaikindo, kontribusi penjualan BEV terhadap total penjualan mobil nasional masih sangat minim. Misalnya, pada 2024 penjualan BEV hanya 43.188 unit atau 4,98% dari penjualan mobil di RI secara wholesales sebanyak 865.723 unit.

Perlu diketahui, pada 2025, pemerintah memberikan insentif PPN DTP 10% untuk mobil listrik CKD atau yang diproduksi di dalam negeri dengan syarat minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40%.

Beberapa pabrikan yang menikmati insentif ini di antaranya Hyundai dengan beberapa produk BEV unggulannya yakni Ioniq 5 hingga Kona Electric, kemudian Wuling dengan Air Ev hingga Cloud Ev-nya.

Selain PPN DTP 10%, pemerintah membebaskan bea masuk dan PPnBM untuk impor utuh (CBU) BEV bagi produsen yang berkomitmen membangun pabrik di Indonesia seperti BYD, Aion, dan Citroen. Lalu, PPnBM DTP untuk impor mobil listrik secara utuh atau completely built up (CBU) dan CKD sebesar 15%.

Adapun, seluruh insentif bagi BEV tersebut tetap diberikan pemerintah untuk 2025 seiring dengan penambahan insentif terhadap mobil hibrida yang sebesar 3%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper