Bisnis.com, JAKARTA - Emiten komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menyampaikan strategi untuk menggenjot ekspor, saat kinerja pasar otomotif domestik lesu.
Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan, pada Mei 2024, perseroan secara perdana mengekspor langsung komponen wiring harness ke Amerika Serikat (AS) melalui PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI), perusahaan patungan antara DRMA dengan Kyungshin Corporation asal Korea.
"Kesempatan ekspor ini berpotensi meningkatkan laba bersih Dharma Kyungshin Indonesia dan berdampak positif pada profitabilitas DRMA," jelas Irianto kepada Bisnis, dikutip Senin (12/8/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan, dengan penjualan ekspor, pendapatan Dharma Kyungshin Indonesia akan berbentuk dolar AS sehingga jika nilai tukar rupiah melemah, perseroan akan mendapatkan keuntungan dari fluktuasi nilai tukar.
Menilik laporan keuangan semester I/2024, DRMA sudah mencatatkan ekspor perdana senilai Rp1,36 miliar, dibandingkan periode 6 bulan pertama 2023 yang masih nihil.
Setelah melakukan ekspor perdana ke AS, ke depannya DRMA akan merambah ke pasar internasional lainnya. Dia mengatakan, DRMA akan terus mengeksplorasi peluang ekspansi ke pasar global untuk mendukung visi jangka panjang perseroan.
Baca Juga
Menurut Irianto, pada semester II/2024, ada peluang pemulihan bagi penjualan sepeda motor dan mobil. Adapun, pada tahun ini, DRMA lebih banyak bergantung pada penjualan komponen otomotif untuk sepeda motor, karena dianggap lebih resilien dibandingkan penjualan mobil.
Selain itu, DRMA juga telah memasok komponen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan casing battery pack untuk produsen mobil dan sepeda motor di Indonesia.
Terlebih, dengan adanya persyaratan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) oleh pemerintah, perseroan melihat hal ini sebagai peluang besar untuk pertumbuhan bisnis ke depan.
"Melihat kondisi industri otomotif saat ini, strategi kami adalah terus fokus pada quality, cost, dan delivery untuk komponen yang telah kami produksi. Ini akan memperkuat posisi pasar kami dan memungkinkan kami untuk memperluas pangsa pasar dengan peluncuran model baru di masa depan," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, emiten TP Rachmat itu membukukan laba bersih terkoreksi 31,46% secara yoy menjadi Rp237,06 miliar hingga 30 Juni 2024, dibanding periode sama 2023 sebesar Rp345,85 miliar.
Penurunan laba bersih DRMA sering turunnya penjualan bersih perseroan sebesar 6,75% yoy menjadi Rp2,55 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,74 triliun.
Adapun, pasar mobil di Indonesia juga masih lesu hingga Juli 2024. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diterima Bisnis, penjualan mobil secara wholesales di Indonesia sebanyak 74.160 unit pada Juli 2024. Angka itu turun 7,9% secara yoy dibandingkan capaian Juli 2023 sebesar 80.504 unit.
Sementara itu, angka penjualan mobil secara retail sebesar 75.609 unit pada Juli 2024, atau turun tipis 1% dibandingkan Juli 2023 sebanyak 76.358 unit.