Bisnis.com, JAKARTA — Lesunya pasar domestik pada Mei 2024 juga turut dirasakan oleh para merek yang fokus menjual mobil mewah. Bahkan merek seperti Lexus, dan Mercedes-Benz juga terpaksa mengerek harga produk seiring lesunya penjualan.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan mobil secara ritel dari merek BMW, Lexus, dan Mercedes-Benz kompak mengalami penurunan pada Mei 2024 dibandingkan Mei 2023.
Mercedes-Benz menjadi merek dengan penurunan paling tajam, yakni 56% dari 357 unit pada Mei 2024 menjadi 157 unit pada Mei 2023.
Sementara merek asal Jerman lainnya, yakni BMW mencatatkan penjualan 317 unit pada Mei 2024, turun 9,4% dari 350 unit dibandingkan Mei 2023. Hal serupa juga dialami oleh Mini, merek yang berada di bawah naungan BMW Group.
Tercatat penjualan ritel dari Mini mencapai 59 unit pada Mei 2024, turun 21,3% dari 75 unit dibandingkan Mei 2023.
Tak hanya merek Eropa, Lexus yang merupakan sub-brand mewah dari Toyota juga mengalami penurunan penjualan pada Mei 2024. Penjualan Lexus mencapai 333 unit pada Mei 2024, turun 7,8% dari 361 unit dibandingkan Mei 2023.
KEREK HARGA MOBIL MEWAH
Ketika terjadi tren penurunan penjualan, Lexus dan Mercedes-Benz justru mengerek harga mobilnya seiring adanya beberapa faktor yang menjadi pertimbangan utama, seperti lesunya nilai tukar rupiah, tingginya harga bahan baku, hingga kompetisi pasar.
Baca Juga : Lexus Mulai Kerek Harga, Imbas Pelemahan Rupiah |
---|
Nilai tukar rupiah memang turut berdampak terhadap harga mobil, khususnya bagi model yang didatangkan melalui skema impor secara utuh atau completely built up (CBU).
Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah menembus level Rp16.000 sejak akhir April 2024. Hingga saat ini, rupiah juga belum mampu turun ke bawah Rp16.000 per dolar AS.
Lexus memang selalu mengandalkan pasokannya melalui impor secara utuh dari Jepang, sedangkan Mercedes-Benz juga memiliki model yang diimpor langsung dari Jerman.
Dari jajaran produk Lexus, mayoritas model yang mengalami penyesuaian harga adalah L series yang terdiri dari LS, LX, dan LM. Sementara model lain cenderung tidak ada perubahan kecuali beberapa varian tertentu.
“Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini. Di antaranya berkaitan dengan regulasi, harga bahan baku, nilai tukar, situasi kompetisi dan hal-hal yang lainnya,” ujar General Manager Lexus Indonesia, Bansar Maduma kepada Bisnis, Kamis (4/7/2024).
Dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga turut dirasakan oleh Mercedes-Benz. Merek asal Jerman ini juga secara terbuka menyebut nilai tukar menjadi faktor utama meningkatnya harga mobil.
Sales and Marketing Director PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan kenaikan harga mobil Mercedes-Benz bervariasi dalam rentang 1-3%. Penyesuaian harga ini telah diberlakukan per Juni 2024.
“Hal ini tidak bisa kami hindari karena faktor pelemahan rupiah yang terjadi pada beberapa bulan terakhir,” katanya kepada Bisnis, Kamis (4/7/2024).
Berbeda dengan kedua merek tersebut, BMW dan Mini justru mempertahankan harga produknya pada awal semester II/2024.