Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah pengapalan unit mobil ke luar negeri atau ekspor dari Suzuki mengalami penurunan seiring lesunya kondisi perekonomian negara tujuan seperti Vietnam, Filipina dan Meksiko.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, ekspor dari Suzuki mencapai 1.560 unit pada Mei 2024, turun 41,6% dari 2.669 unit dibandingkan Mei 2023.
Managing Director Suzuki Indomobil Motor (SIM), Shodiq Wicaksono menjelaskan negara tujuan seperti Vietnam, Filipina dan Meksiko masih berupaya untuk melakukan pemulihan perekonomian pada Mei 2024.
“Akibatnya terjadi penurunan demand terhadap produk otomotif secara umum, termasuk kepada Suzuki,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (2/7/2024).
Lebih lanjut, dia menjelaskan terdapat kondisi khusus seperti Vietnam yang merubah jenis ekspor dari completely built up (CBU) menjadi completely knocked down (CKD) dengan maksud untuk dirakit oleh mereka sendiri, menyesuaikan kebijakan yang sedang berlaku.
Adapun, Suzuki sama sekali tidak mencatatkan ekspor atau pengapalan ke negara Vietnam sepanjang Januari–Mei 2024.
Baca Juga
Selain itu, terdapat kondisi yang spesifik seperti adanya sisa stock unit yang harus dijual habis terlebih dahulu, sebelum melakukan order kembali untuk model yang terbaru.
“Pada periode Mei 2023, Suzuki Indonesia mencatatkan jumlah ekspor CBU yang lebih tinggi berkat demand yang tinggi di beberapa negara tujuan ekspor seperti Vietnam, Filipina dan Meksiko,” tuturnya.
Sepanjang Januari–Mei 2024, Suzuki telah melakukan ekspor sebanyak 7.351 unit, turun 60,8% dari 18.763 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah ekspor untuk tujuan Filipina berjumlah 1.698 unit, dan Meksiko sebanyak 1.599 unit. Jumlah ekspor dari kedua negara tersebut berjumlah 3.297 unit atau 44,85% dari total pengapalan yang dilakukan sepanjang Januari–Mei 2024.