Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan mobil listrik kawasan Asia Tenggara terus melonjak. Terbaru, merek teranyar BYD kembali pemimpin penjualan mobil listrik Asean dan disusul oleh pabrikan asal Vietnam, VinFast.
BYD dan VinFast dinilai mulai menggerogoti pasar mobil berbahan bakar konvensional yang didominasi pabrikan Jepang dan Korea Selatan.
Dilansir dari Reuters, Senin (25/06/2024) penelitian yang dilakukan Counterpoint Research mengatakan penjualan mobil listrik asal China naik lebih dari dua kali lipat pada kuartal Januari hingga Maret dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan mobil konvensional berbahan bakar bensin turun 7%.
Analis Counterpoint, Abhik Mukherjee menyebut produsen mobil Jepang dan Korea yang menguasai penjualan kendaraan konvensional, tertinggal dalam mengadopsi kehadiran kendaraan listrik.
Sehingga ini menjadi kesempatan emas untuk China mengisi kekosongan tersebut.
Lebih lanjut Abhik mengatakan lebih dari 70% penjualan kendaraan listrik di kawasan ini berasal dari produsen ternama, dan dipimpin oleh BYD.
“Pada kuartal pertama tahun lalu, 75% dari seluruh kendaraan listrik yang dijual di Asia Tenggara dibuat oleh produsen mobil China,” kata Abhik.
Sementara pangsa lain, seperti Thailand sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara akan memberikan insentif kepada produsen China untuk mendirikan fasilitas produksi kendaraan listrik baru dengan nilai hingga $1,44 miliar.
Saat ini, Vietnam mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi, dengan penjualan BEV (mobil listrik baterai) meningkat lebih dari 400%, berkontribusi terhadap hampir 17% penjualan regional.
Sementara, produsen kendaraan listrik teranyar, BYD, mempertahankan posisi terdepan, mengalahkan 47% pemimpin pasar regional, diikuti oleh VinFast dari Vietnam dengan BYD telah meraih kesuksesan awal di Asia Tenggara.
Di samping itu, pabrikan mobil listrik Tesla asal AS tengah dihadapkan pada penurunan pangsa pasarnya China 4% pada kuartal pertama, meskipun penjualannya tumbuh sebesar 37% pada periode yang sama.
Untuk diketahui, sejumlah negara kawasan Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Indonesia, telah meluncurkan insentif untuk merangsang permintaan kendaraan listrik dan menarik investasi baru untuk menghadapi persaingan harga yang ketat di dalam negeri. (Jessica Elvera Marus)