Bisnis.com, JAKARTA- Toyota Innova EV telah menjalani uji coba dengan rentang waktu lumayan panjang, teranyar digunakan The Stones Legian Bali sebagai sarana antar-jemput pengunjung. Akankah Toyota Innova EV menjalani debut produksi massal?
Toyota Innova EV kali pertama muncul ke hadapan publik pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022. Mobil elektrik yang menggendong baterai ini merupakan besutan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Dengan kehadiran Innova EV tersebut, TMMIN secara tidak langsung menyiratkan kelengkapan teknologi elektrifikasi yang dimiliki. Selain memproduksi secara massal Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, TMMIN telah memiliki fasilitas perakitan baterai secara lokal.
Innova EV inipun membetot perhatian luas, terlebih lagi jika kelak produk mobil listrik van Karawang itu masuk jalur produksi. Sebabnya, sejauh ini belum terdapat mobil berbasis penumpang atau multipurpose vehicle (MPV) yang menggendong mesin listrik.
Terdapat lima unit Innova EV yang telah dirancang TMMIN. Secara spesifikasi, mobil tersebut merupakan gubahan dari ‘Innova Reborn’ yang dikonversi menjadi EV.
Sebagai mobil riset, Innova EV pun dipergunakan oleh Toyota Thailand. Namun secara pengembangan dan uji coba, TMMIN memiliki porsi tersendiri.
Baca Juga
Untuk memantapkan Innova EV, TMMIN pun telah banyak melakukan uji coba. Pada Februari 2024, uji coba Innova EV telah mencapai 80.000 km yang mencakup beragam jenis jalan di kawasan pulau Jawa & Bali.
Teranyar, Innova EV dipergunakan untuk sarana antar-jemput wisatawan The Stones Hotel Legian, Bali. Program uji coba inipun bakal dilaksanakan selama dua tahun.
Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto menegaskan walau masih berstatus mobil studi, Innova EV sudah mampu digunakan dan andal. “Pengembangan kendaraan Innova BEV konversi sejak tahun 2022 mencerminkan langkah progresif kami dalam memperluas portofolio elektrifikasi. Melalui inisiatif ini, kami tidak hanya menawarkan kendaraan listrik yang ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang bagi konsumen untuk menjelajahi berbagai solusi mobilitas sesuai kebutuhan mereka,” katanya di Bali, Kamis (20/6/2024).
Di sisi lain, uji coba dan pengembangan Innova EV pun membuka kemungkinan lain, yakni model bisnis yang bisa mengikis emisi karbon secara drastis. Dengan keberhasilan konversi Innova EV, terdapat peluang menggali langkah alternatif guna menyasar populasi mobil konvensional, wabilkhusus unit dengan masa operasional terbilang renta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi mobil penumpang di seluruh Indonesia telah mencapai 17,1 juta unit pada 2022. Padahal, penjualan mobil seluruh model baik penumpang maupun komersial, hanya sekitar 1 juta unit per tahun.
Singkatnya, populasi mobil dengan usia tua yang beroperasi sangat banyak. Hal inipun telah menyumbang emisi karbon yang tak sedikit.
Karena itu, sebagaimana disinggung Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam, problematika emisi karbon juga harus menyentuh uni in operation alias UIO. “Dengan riset berkesinambungan, kami meyakini bisa memberikan gambaran upaya dekarbonisasi lebih utuh, tidak saja terkait produk, melainkan pula sistem mobilitas hingga model bisnis,” ungkapnya.